Model-Model Pembelajaran Berbasis Komputer (Tik) Dan Tqm Dalam Manajemen Pendidikan

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu :e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.
                           
 
E-learning
E-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).

1.      Computer Based Training (CBT)
a.       Pengertian  CBT
CBT atau singkatan dari Computer Based Training merupakan merupakan media komunikasi berbasis CD/LAN/WEB Interactive yang dibuat sebagai alat pelatihan dan pengenalan materi internal  perusahaan.
CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton, 2000). CBT  dapat menjadi alternatif yang baik untuk bahan pembelajaran cetak sejak rich media, termasuk video atau animasi, dengan mudah dapat ditanamkan untuk meningkatkan pembelajaran.

b.      Kelebihan, Kelemahan dan Optimalisasi CBT
Kelebihan Computer Based Training (CBT) :
v  Tampilanya bisa menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara (audio), gambar (video), serta animasi.
v  Dapat mengakses informasi secara instan.
v  Menghasilkan gambar yang lebih jelas.
v  Menyediakan fasilitas akses informasi yang lebih banyak.

Kelemahan Computer Based Training (CBT) :
v  Kelemahan mendasar dari penggunaan program ini adalah tidak adanya interaksi antar manusia. jadi untuk peserta yang lebih menyukai interaksi dalam metode pembelajaran tradisional akan melihat pembelajaran dengan metode CBT sangat sulit bagi mereka. 
Optimalisasi Computer Based Training (CBT) :
  Kemahiran mengopersikan peralatan komputer merupakan syarat utama.
v  Bila ingin mengoperasikan, perhatikan terlebih dahulu mekanismenya.

2.      Computer Based Instruction (CBI)
a.       Pengertian Computer Based Instruction (CBI)
CBI (Computer Based Instruction) adalah sebuah pembelajaran terprogram yang menggunakan komputer sebagai sarana utama atau alat bantu yang mengkomunikasikan materi kepada siswa (Indro, 2010). Pada CBI komputer menjadi pusat pembelajaran (center of learning) dimana siswa berperan lebih aktif dalam mempelajari suatu materi dengan media utama komputer.
Langkah-langkah berikut berguna untuk memastikan bahwa komputer memainkan peranan yang terbaik sebagai alat bantu mengajar untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran (Bramble dalam Munir, 2008 : 97), yaitu:
1.    Menentukan sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
2.    Membuat isi pengajaran serta bagaimana komputer bisa digunakan secara efektif.
3.    Memberikan penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional).
4.    Merancang proses pengajaran dan pembelajaran serta operasionalnya sesuai hasil kajian .

b.       Konsep CBI di dalam pembelajaran 
Peran guru yang pada konsep pembelajaran tradisional bersifat sebagai mediator dan pusat pembelajaran, pada konsep CBI guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memenuhi kualifikasi tertentu agar berperan dengan baik dalam pembelajaran berbasis komputer. 

c.       Tujuan Computer Based Instruction
v  Tujuan dari pembelajaran melalui CBI model tutorial adalah untuk memberikan “kepuasan” atau pemahaman secara tuntas.
v  Tujuan dari Instructional games adalah untuk menyediakan suasana (lingkungan) yang memberikan fasilitas belajar yang menambah kemampuan siswa.

3.      Distance Learning
a.      Pengertian Distance Learning
Distance Learning merupakan suatu sistem pembelajaran yang menggunakan dua pendekatan secara filosofi dan penggunaan teknologi. Filosofi dari distance learning adalah menurunkan barrier ke pendidikan dan memungkinkan peserta ajar untuk belajar sesuai dengan yang diinginkan, waktu yang diinginkan dan dapat berlangsung dengan tempat berbeda.

b.      Peran-peran Utama dalam Distance Learning
Ø  Siswa (student), peran utama dari siswa disini adalah belajar.
Ø  Kampus (faculty), kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh ini sangat ditentukan oleh kampus.
Ø  Fasilitator, sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar.
Ø  Staff pendukung (support staff), fungsi dari support service sangat menentukan dari kesuksesan distance learning.
Ø  Administrator, bekerja secara personal dan memastikan resource dan teknologi yang ada dapat bekerja secara baik dan efektif.

c.       Jenis program Distance Learning
1)   Correspondence dilakukan melalui surat biasa
2)   Internet dilakukan baik sinkron atau asynchronous
3)   Telecourse / Penyiaran, di mana konten yang disampaikan melalui radio atau televise

d.      Manfaat Distance Learning
1)      Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas.
2)      Tidak terbatas oleh waktu.
3)      Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4)      Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar.

e.       Kelebihan dan kekurangan Distance Learning
Kelebihan
1)      Menghemat biaya
2)      Memperbaiki Sistem Pengajaran
Meskipun sebuah sistem baru, implementasi distance learning ini dalam proses pengajaran sangat banyak, antara lain :
Ø  Memperbanyak aktifitas siswa
Ø  Memperluas dalam perolehan sumber data dan sumber pengetahuan (knowledge resource)
Ø  Kerjasama
Ø  Lebih nyaman

Kekurangan Distance Learning:
1)      Tingginya kemungkinan gangguan belajar.
2)      Kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator.
3)      Pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar.
4)      Pengguna jasa internet masih sedikit.
5)      Jumlah perusahaan internet service provider juga dirasakan masih kurang.

4.      Distance Education
a.       Pengertian
Pendidikan jarak jauh (PJJ) berkembang sudah lama sebelum kita di Indonesia menggunakannya. Banyak definisi yang digunakan untuk PJJ. yaitu:
  • Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan PJJ dari pendidikan konvensional.
  • Digunakannya media ( biasanya media tercetak) sebagai sarana untuk menyajikan isi pelajaran.
Definisi itu bahkan juga masih berlaku bila diterapkan pada sistem PJJ baru yang sekarang sedang banyak diminati orang yaitu, On-line Learning, Virtual Learning atau e-Learning.
Ciri-ciri sebagai berikut:                                        
§  Terpisah secara fisik
§  Program pembelajaran terorganisasi
§  Lebih banyak belajar mandiri

b.      Peranan Pendidikan Jarak Jauh
§  Peranan Pebelajar
Pembelajaran menjadi lebih terlibat dalam kegiatan belajar.
§  Peranan Guru
a)      Meningkatkan interaksi dengan guru-pebelajar, pebelajar-pebelajar yang lain
b)      Menjawab pertanyaan di tempat manapun
§  Peranan Teknologi
Teknologi Pendukung Belajar Jarak Jauh
1)      PJJ yang Sinkron : pembelajaran terjadi pada waktu yang sama.
2)      PJJ yang tidak sinkron : pembelajaran terjadi pada waktu yang berbeda.

5.      Cybernetic Learning Environment (CLE)
a.      Pengertian Belajar Menurut Teori Sibernetik
Istilah sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot).Istilah sibernetika digunakan juga oleh Alan Scrivener (2002) dalam bukunya 'A Curriculum for Cybernetics and Systems Theory.' Sebagai berikut "Study of systems which can be mapped using loops (or more complicated looping structures) in the network defining the flow of information. Systems of automatic control will of necessity use at least one loop of information flow providing feedback." Artinya studi mengenai sistem yang bisa dipetakan menggunakan loops (berbagai putaran) atau susunan sistem putaran yang rumit dalam jaringan yang menjelaskan arus informasi. Sistem pengontrol secara otomatis akan bermanfaat, satu putaran informasi minimal akan menghasilkan feedback.

b.      Teori belajar
§  Teori belajar menurut Landa.
Menurut Landa, ada dua macam proses berfikir, di antaranya :
a.       Proses berpikir algoritmik, yaitu proses berpikir sistematis, tahap demi tahap.
b.      Cara berpikir heuristik, yaitu cara berpikir devergen. 

§  Teori belajar menurut Pask dan Scott
Menurut Pask dan Scott, ada dua macam cara berpikir yaitu cara berpikir serialis dan cara berpikir wholist atau menyeleruh. Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Sedangkan cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi.

c.       Aplikasi Teori Belajar Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran.
1.  Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2.  Menentukan materi pembelajaran
3.  Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran

d.      Implementasi Teori Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran
Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak pada tiga asumsi, yaitu:
1.  Bahwa antara stimulus dan respon berpijak pada tiga asumsi, yaitu: Pemrosesan informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
2.  Stimulus yang diproses melalui tahap-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk ataupun isinya.
3.  Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Komponen-komponen pemrosesan informasi :
a.       Sensory Recoptor (SR)
Sensory Recptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
b.      Warking Memory (WM)                                                                                             
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu.
c.       Long Term Memory (LTM)
Dalam Long Term Memory (LTM) diasumsikan :
1.      Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu
2.      Mempunyai kapasitas tidak terbatas
3.      Sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah :
1.      Menarik perhatian
2.      Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
3.      Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
4.      Menyajikan bahan rangsanyan
5.      Memberikan bimbingan belajar

Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi :
1.      Cara berpikir yang berorientasi pada prses lebih menonjol
2.      Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
3.      Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
4.      Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai.

e.       Kelebihan dan Kelemahan Teori Sibernitik dalam Kegiatan Pembelajaran
Keunggulan
1.      Setiap orang bisa memilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan untuk dirinya.
2.      Pembelajaran bisa disajikan dengan menarik, interaktif dan komunikatif.
3.      Buku-buku materi ajar atau sumber pembelajaran lainnya bisa diperoleh secara autentik.
Kelemahan
     Teori aliran ini dikritik karena tidak secara langsung membahas tentang proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan.

6.      Desktop Video Converencing (Dvc)
a.       Sejarah Desktop Video Converencing (DVC)
Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan pada proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan tidak hanya audio, tetapi juga visual. Konferensi video menggunakan telekomunikasi audio dan video untuk membawa orang-orang di berbagai tempat mengadakan rapat bersama. Konsep konferensi video sama seperti percakapan antara dua orang (point-to-point) atau melibatkan beberapa tempat (multi-point) dengan lebih dari satu orang di ruangan besar pada tempat berbeda. Selain pengiriman audio dan visual kegiatan pertemuan, konferensi video dapat digunakan untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan komputer, dan papan tulis.

b.      Pengertian Video Conference
Ada beberapa pengertian mengenai video Conference :
      Konferensi video (Video Conference) adalah seperangkat alat teknologi telekomunikasi interaktif yang dengan menggunakan alat tersebut memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antar dua personal atau lebih (menggunakan alat yang sejenis) dengan didukung tampilan gambar dan suara secara langsung tanpa harus saling hadir bertatap muka di satu tempat yang sama.
Komponen – komponen yang dibutuhkan untuk sebuah sistem video conference di antaranya:

1. Hardware
Camera video atau webcam, monitor computer atau proyektor, microphones, speaker atau headphone, LAN atau Internet.
2.   Software  
Salah satu jenis contoh software adalah Access Grid dan yang terbaru dari software tersebut adalah Access Grid 3.2 beta 1

Video Conference mempunyai beberapa jenis, antara lain:
1.      Distributed Video Conference
Adalah suatu sistem video conference yang terdiri dari beberapa client yang melakukan konferensi secara langsung antar client .
2.      Centralized Video Conference
Adalah suatu sistem video conference yang melibatkan beberapa client dengan satu MCU (Multiparty Control Unit) untuk memfasilitasi konferensi tersebut.
3.      Sistem terdedikasi mempunyai semua komponen yang dibutuhkan dikemas ke dalam satu peralatan, biasanya sebuah konsol dengan kamera video pengendali jarak jauh kualitas tinggi. Ada beberapa jenis perangkat yang didedikasikan untuk konferensi video:
    1. Konferensi video kelompok besar: non-portabel, besar.
    2. Konferensi video kelompok kecil: non-portabel atau portabel, lebih kecil.
    3. Konferensi video individual: biasanya perangkat portable.
4.      Sistem desktop biasanya menambahkan papan perangkat keras ke komputer pribadi normal dan mentransformasikannya menjadi perangkat konferensi video.

Berikut ini kekurangn dan kelebihan Video conference:
Kelebihan Video Conference
1.      Kegiatan sepertikuliah umum dengan dosen atau seminar dapat dilakukan secara online jadi  akan menghemat biaya dan waktu.menghemat biaya dan waktu.
2.      Pertemuan atau rapat dengan kondisi jarak yang jauh menjadi terasa lebih realistis ,didukung dengan kualitas gambar dan suara yang baik.
3.      Dapat digunakan sebagai program pendukung kegiatan e-learning di Perguruan tinggi.



Kekurangan Video Conference
1.      Kegiatan E-Learning kurang afdol jika menggunakan video conference, karena kurang nyata, sebagian orang lebih paham dengan belajar langsung.
2.      Video konference memiliki infrastruktur yang mahal, dan memerlukan beberapa peralatan yang rumit.

Video conference memuat 3 elemen itu secara langsung.
  • Open access : setiap perguruan tinggi yang punya koneksi, bisa daftar untuk berpartisipasi.
  • Open content :  diskusi video conference terbuka untuk dilihat siapa saja yang berminat.
  • Opensource : siapa saja boleh merekam, mengolah dan menyebarluaskan tayangan video conference.

Ada dua buah Topologi dasar dalam system Video Conference, yaitu :
> Point-to-Point
Topologi Point-to-point digunakan apabila hanya ada 2 lokasi atau 2 endpoint yang berkomunikasi.
> Multipoint
Topologi Multipoint digunakan apabila ada 2 atau lebih lokasi atau endpoint yang akan saling berkomunikasi.

Ada 2 jenis Protocol dasar yang digunakan untuk Video Conference, yaitu :
1.      H.323 adalah standart yang dikeluarkan oleh ITU-T untuk system komunikasi multimedia(audio video) berbasis paket melalui jaringan seperti jaringan IP.
2.      SIP (Session Initiation Protocol) merupakan protokol persinyalan yang bertujuan untuk mengendalikan inisiasi, modifikasi, serta terminasi sesi-sesi multimedia, termasuk sesi komunikasi audio atau video.

7.      Integrated Learning System (ILS)
a.       Pengertian Pembelajaran Terpadu( integrated learning system)
Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Jadi, Integreated Learning atau pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menintegrasikan kegiatan kedalam semua bidang pengembangan, meliputi aspek kognitif, social-emosional, bahasa, moral, dan nilai nilai agama,  fisik motorik, dan seni. Semua bidang pengembangan tersebut dijabarkan kedalam kegiatan pembelajaran yang dipusatkan pada satu tema sehingga pembelajaran menjadi terpadu

b.      Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Pembelajaran berpusat pada anak.
2.       Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
3.      Belajar Melalui Pengalaman Langsung.

c.       Manfaat Integrated Learning
1.      memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan.
2.      meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif.
3.      meningkatkan kecakapan berpikir anak.
4.      banyak tema yang tertuang di setiap pembelajaran yang  mempunyai keterkaiatan.

d.      Prinsip Integreated Learning
1.      Prinsip penggalian tema, Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi.
2.      Prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, Guru hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar tetapi pemberian tanggung jawab individu dan kelompok.
3.      Prinsip evaluasi, Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri.
4.      Prinsip reaksi, Guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran.

e.       Model Pembelajaran Terpadu
1.      The Nested Model (Model Tersarang)
Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi.
Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi.

2.      The Fragmented Model ( Model Fragmen)
Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran.
Keunggulan model ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.

3.      The Sequenced Model ( Model Terurut)
Model Pengurutan (Sequenced) adalah model pembelajaran yang topic atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum.

4.      The Shared Model ( Model Terbagi)
Model Irisan (Shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep, keterampilan serta sikap.
Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.

5.      The Threaded Model (Model Pasang Benang)
Model Bergalur (Threaded) adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek.
Keunggulan model ini antara lain : Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.
Kelemahan model ini antara lain : Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.

6.      The Immersed Model (Model Terbenam)
Model Terbenam (Immersed) adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek.
Keunggulan model ini adalah : Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMU.
Kelemahan model ini antara lain : siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar.

7.      The Networked Model (Model Jaringan)
Model Jaringan Kerja (Networking) adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.
Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya
Kelemahan model ini adalah : kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.

f.       Tujuan Integrated Learning
1.      meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna. 
2.      mengembangkan ketrampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.
3.      menumbuhkembangkan sifat positif, kebiasaan baik dan nilai nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan
4.      menumbuhkembangkan ketrampilan irri seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.

g.      Keunggulan dan Kelemahan Integreated Learning.  
Keunggulan  tersebut didasari oleh beberapa alasan :
1.      Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
2.      Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3.      Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
Kelemahan
1.      Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
2.      Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang irrive “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya.
3.      Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet.
4.      Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi).
5.      Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan.
6.      Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain.
     
h.      Penerapan Integreated Learning dalam Kegiatan Pembelajaran
           Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Implikasi dari pembelajaran terpadu, bentuk hari terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran terpadu model irriv laba-laba; Pembelajaran terpadu yang terbentuk dari tema sentral.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan irri atau tema. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah.
8.      Learning Centered Classroom
Dalam kelas berpusat pada peserta didik, guru dan siswa merefleksikan proses pembelajaran. Guru belajar untuk mengalihkan fokus kepada peserta didik dan mendorong mereka untuk berbagi tanggung jawab untuk pembelajaran mereka.

Karakteristik berikut mendefinisikan kelas berpusat pada peserta didik:
1.      Guru mencari informasi latar belakang tentang siswa untuk membimbing dalam perencanaan pelajaran instruksional.
2.      Guru menetapkan tujuan instruksional dengan kebutuhan peserta didik, latar belakang, dan kepentingan dalam pikiran.
3.      Guru menetapkan tolok ukur jangka pendek untuk memantau kemajuan siswa.
4.      Guru menggunakan berbagai kelompok mahasiswa untuk mendorong komunikasi bahasa target di kalangan siswa.
5.      Guru membuat rencana pelajaran yang fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan siswa dan membedakan instruksi.
6.      Guru menyesuaikan pengajaran yang didasarkan pada hasil penilaian formatif. LinguaFolio online membuat meninjau penilaian formatif siswa dengan cepat dan mudah.
7.      Guru menggunakan kegiatan otentik, praktis, dan realistis untuk kinerja bahasa. Kegiatan-kegiatan ini dan sumber daya selain buku pelajaran.

9.      Teleconferencing
a.       Pengertian Teleconferencing
Teleconference atau telekonferensi atau teleseminar adalah komunikasi langsung di antara beberapa orang yang biasanya dalam jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan dan dihubungkan oleh suatu sistem telekomunikasi.
Telekonferensi, dalam telekomunikasi, merupakan pertemuan berbasis elektronik secara langsung (live) di antara dua atau lebih partisipan manusia atau mesin yang dihubungkan dengan suatu sistem telekomunikasi yang biasanya berupa saluran telepon.

b.      Implementasi
Implementasi dari teknologi teleconference yaitu dengan menggunakannya teknologi ISDN dimana ISDN menyediakan jaringan hubungan digital untuk mendukung layanan telekomunikasi baiks uara maupun gambar. Padadasarnya teleconference merupakan pengembangan dari jaringan komunikasi telepon yang sudah dikembangkan hanya saja model ini masih belum terla luluas dipakai pada pasar telekomunikasi dikarenakan biaya dan peralatan yang cukup mahal.

c.       Bentuk Telekonferensi
1.      Konferensi audio:  seseorang hanya dapat melakukan percakapan interaktif
2.      Konferensi video: dapat saling melihat gambar (video) dan saling mendengar, melalui kamera, monitor, atau speaker.

d.      Manfaat Telekonferensi
1.      Efisiensi waktu
Dengan pemanfaatan teknologi ini kita bisa menghemat waktu yang dibutuhkan untuk Meeting di suatu tempat hingga 50 %. 
2.      Efisiensi Biaya 
Dengan teknologi ini, Pak.Udin juga bisa menghemat biaya yang dibutuhkan untuk meeting, terutama di tempat yang jauh. Hal ini karena meeting bisa dilakukan dari mana saja tanpa harus datang ke tempat meeting tersebut.
3.      Efisiensi Jarak 
Dengan teknologi ini Pak.Udin dapat melakukan meeting yang paling jauh sekalipun hanya dari depan sebuah Laptop dan webcam yang ada dikantor tanpa harus datang ke tempat tersebut. Sangat sederhana bukan! 
4.      Mengurangi Risiko 
Teknologi ini membantu kita untuk mengurangi risiko – risiko yang mungkin terjadi dalam usahanya untuk melakukan perjalanan meeting. Risiko itu antara lain : 
§  Risiko perjalanan jauh dengan pesawat, mobil. 
§  Risiko kesehatan : sakit, kelelahan, 
§  Risiko Kecelakaan : kecelakaan lalu lintas karena menempuh perjalanan jauh, akses jalan yang tidak bagus, dll 

10.  Web Basic Training
Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based learning (WBL) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknoloogi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.

a.       Bentuk Pembelajaran Internet
Ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan, yaitu: (1) Web Course, (2) Web Centric Course, dan (3) Web Enhanced Course:
1.      Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran di mana seluruh kegiatan belajar sepenuhnya disampaikan melalui internet.
2.      Web Centric Course adalah sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagaian kegiatan lain disampaikan secara tatap muka.
3.      Web Enhanced Course adalah pemanfaatan internet untuk pendidikan yang menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran utamanya tatap muka di kelas.

b.      Peluang dan Tantangan
Integrasi Web dalam kegiatan pembelajaran memiliki kegunaan atau manfaat yang sangat signifikan, sehingga menjadi peluang penting bagi perkembangan dunia pendidikan. Secara deskriptif, nilai kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam dua konteks berbeda. Pertama, kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran konvensional atau direct learning yang melibatkan tatap muka secara langsung antara guru dan siswa. Kedua,  kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran tidak langsung (indirect learning), sebagaimana yang biasa dilakukan dalam pendidikan terbuka (open education) maupun pendidikan jarak jauh (distance education).
Selain itu, Web dalam pembelajaran langsung juga dapat digunakan sebagai media komunikasi dan kolaborasi lintas guru dan siswa. Dalam konteks ini, para guru pengguna; 1) dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama guru dari sekolah lain di Indonesia secara online dengan memanfaatkan fasilitas forum guru, baik melalui  e-mail, millist atau chatting; dan 2) dapat mengirimkan ide, pengalaman, karya ilmiah atau berita pendidikan ke adminstrator Web untuk disebarkan luaskan dalam feature artikel dan news Web. Sementara bagi para siswa dapat menggunakan Web sebagai media berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama siswa dari sekolah lain dengan memanfaatkan fasilitas forum siswa.
Di samping itu juga diperlukan pertimbangan dan penilaian atas beberapa hal yang tidak kalah pentingnya antara lain:
1.      Keuntungan. Sejauh mana sistem pembelajaran berbasis internet akan memberikan keuntungan bagi intitusi, staf pengajar, pengelola, dan terutama keuntungan yang akan diperoleh siswa dalam meningkatkan kualitas mereka apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka secara konvensional
2.      Biaya pengembangan infrastruktur serta pengadaan peralatan software
3.      Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur, mengadakan peralatan serta sofware tidaklah sedikit.
4.      Biaya operasional dan perawatan. Suatu sistem akan berjalan apabila dikelola secara baik. Dengan demikian, sistem pembelajaran berbasis internet ini, juga diperlukan biaya operasional dan perawatan yang tentunya tidak sedikit.
5.      Sumberdaya manusia. Untuk mengembangkan dan mengelola jaringan dan sistem pembelajaran, diperlukan sejumlah sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi.
6.      Siswa. Yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah mengetahui sejauhmana kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan internet yang akan diselenggarakan.

c.       Pengembangan Pembelajaran Berbasis Internet
  1. Menggunakan sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, seperti e-mail, IRC (Internet Relay Chat), word wide web, seach engine, millis (milling list) dan FTP (File Transfer Protocol).
  2. Menggunakan sofware pengembang program pembelajaran dengan internet yang dikenal dengan Web-Course Tools, yang di antaranya bisa didapatkan secara gratis ataupun bisa juga dengan membelinya.
  3. Mengembangkan sendiri program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Dalam implementasi pembelajaran, terdapat model penerapan yang bisa digunakan, yaitu: Selective Model, Sequential Model, Static Station Model, dan Laboratory Model. Adapun penjelasannya sebagaimana berikut:



1.      Selective Model
Model selektif ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah sangat terbatas (misalnya hanya ada satu unit komputer). Di dalam model ini, guru harus memilih salah satu alat atau media yang tersedia yang dirasakan tepat untuk menyampaikan bahan pelajaran.
2.      Sequential Model
Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas (misalnya hanya dua atau tiga unit komputer).
3.      Static Station Model
Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas, sebagaimana halnya dalam sequential model. Di dalam model ini, guru mempunyai beberapa sumber belajar yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
4.      Laboratory Model
Model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di sekolah/laboratorium yang dilengkapi dengan jaringan internet, di mana siswa dapat menggunakannya secara lebih leluasa (satu siswa satu komputer).

TQM DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

1.      Pengertian TQM dalam Bidang Pendidikan
Edward Sallis mengatakan; TQM adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang.
Gerakan mutu terpadu dalam pendidikan masih tergolong baru, hanya ada sedikit literatur yang memuat referensi tentang hal ini sebelum tahun 1980-an. Inisiatif untuk menerapkan metode ini berkembang lebih dahulu di Amerika baru kemudian di Inggris, namun baru di awal 1990-an kedua negara tersebut betul-betul dilanda gelombang metode ini.

2.      Sepuluh karakteristik TQM
Goetsch dan Davis mengungkapkan sepuluh unsur utama (karakteristik) total quality management, sebagai berikut
a.       Fokus Pada Pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
b.      Obsesi Terhadap Kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut.
c.       Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
d.      Komitmen jangka Panjang
TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
e.       Kerja sama Team (Teamwork)
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
f.       Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap poduk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang sudah ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.
g.      Pendidikan dan Pelatihan
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar, yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
h.      Kebebasan Yang Terkendali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan "rasa memiliki" dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
i.        Kesatuan Tujuan
Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Namun hal ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.


j.        Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh berarti.

3.      Lima pilar utama TQM
Ada 5 pilar TQM  yaitu;
1)      Produk
2)       proses,
3)      organisasi,
4)      kepemimpinan,
5)       komitmen, karena TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.
Lima pilar utama TQM disini adalah adanya produk yang dihasilkan, proses yang dilakukan, dalam menghasilkan produk dan, organisasi yang digerakkan oleh seorang pemimpin, serta adanya komitmen di antara para pemimpin di dalam suatu organisasi. Istilah manager dan pemimpin janganlah dicampur adukkan, karena kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari manajemen. Manajer melaksanakan fungsi-fungsi pengawasan, termasuk dalam fungsi itu adalah perlunya memimpin dan mengarahkan. Jadi, antara pemimpin dan manajer adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kemudian, berjalannya lima pilar ini sangat menentukan keberhasilan implementasi TQM di lembaga pendidikan dan yang menggerakkannya tiada lain adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Untuk itu, fungsi dan peran pemimpin untuk menggerakkan sistem mutu ini sangat penting adanya. 

4.      Penerapan TQM Dalam Manajemen Pendidikan
            Dalam dunia pendidikan atau lebih tepatnya dalam lembaga pendidikan, konsep Total Quality Management (TQM) ini dapat diimplementasikan dengan beberapa fase teoritik sebagaimana klasifikasi yang disampaikan  Goetsch dan Davis (1994), yaitu fase persiapan, fase perencanaan, dan fase pelaksanaan. Penjabarnnya sebagai berikut:


1.      Fase Persiapan
Fase ini terdiri dari 10 langkah, yang mana sebelum langkah pertama dimulai, syarat utama yang harus dipenuhi adalah adanya komitmen penuh dari manajemen puncak atas waktu dan sumber daya yang dibutuhkan. Langkah-langkahnya antara lain:
a.       Membentuk Total Quality Steering Committee (SC). Pimpinan puncak menunjuk staf terdekat (bawahan langsungnya) untuk menjadi anggota steering committee (SC), kemudian ia sendiri menjadi ketuanya.
b.      Membentuk Tim. Steering Committee perlu mengadakan suatu sesi pembentukan tim  sebelum memulai kegiatan TQM. Biasanya, langkah ini membutuhkan konsultan. Kalau dalam pendidikan, perlu didatangkan dari luar seorang konsultan pendidikan. Lebih baik sesi ini dilakukan di luar lembaga pendidikan. Agar bisa lebih fokus melakukan pembahasan tanpa mengganggu proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
c.       Pelatihan TQM. SC (Steering Commitee) membutuhkan pelatihan yang berkaitani dengan filosofi, teknik dan alat-alat TQM sebelum memulai aktifitas TQM. Dalam pelatihan ini, perlu mendatangkan pula seorang konsultan. Kemudian pada jangka panjangnya, juga diadakan pelatihan yang serupa sebagai follow up dari pelatihan yang pertama.
d.      Menyusun Pernyataan Visi dan Prinsip sebagai Pedoman. Usaha yang pertama dalam TQM adalah penyusunan visi organisasi dan pedoman operasi organisasi.
e.       Menyusun Tujuan Umum. SC menyusun tujuan umum dari organisasi (perusahaan atau sekolah) berdasarkan pernyataan visi yang telah ditetapkan.
f.       Komunikasi dan Publikasi. Pemimpin puncak dan SC perlu mengkomunikasikan setiap informasi mengenai visi dan misi, prinsip-prinsip sebagai pedoman, tujuan dan konsep TQM.
g.      Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan. SC harus secara obyektif mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi. Ini sangat penting untuk mencari pendekatan terbaik dalam pelaksanaan TQM dan bisa untuk menyoroti kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Kemudian melakukan perbaikan-perbaikan strategis ke depannya.
h.      Identifikasi Pendukung dan Penolak. Langkah ini di dorong ni bisa dilakukan bersamaan dengan langkah identikasi kelemahan dan kekuatan atau sesudahnya. Di sini, SC mengidentifikasi orang-orang kunci yang mungkin menjadi penolak dan pendukung TQM. Terutama untuk anggota penolak TQM, ini dimungkinkan terjadi, karena ada kemungkinan orang tersebut belum paham dan siap dengan konsep TQM yang telah dijalankan. Dalam hal ini perlu dicari akar permasalahannya dan diadakan langkah-langkah untuk meminimalisirnya.
i.        Memperkirakan Sikap Karyawan. Dengan bantuan personalia atau konsultan luar, SC perlu berusaha memperkirakan sikap karyawan pada saat ini. Pimpinan perlu memberikan judgment yang obyektif. Jika itu sudah dilakukan, akan dapat diketahui apakah TQM berjalan atau tidak.
j.        Mengukur Kepuasan Pelanggan. SC perlu berusaha mendapatkan umpan balik obyektif dari para pelanggan guna menentukan tingkat kepuasan mereka. Survai kepada pelanggan sebaiknya dilakukan secara acak.

2.      Fase Perencanaan
Dalam fase ini ada empat (4) langkah yang harus dijalani secara sistematis. Karena semuanya membentuk sistem yang saling mempengaruhi. Adapun langkah-langkahnya adalah:
a.       Merencanakan pendekatan implementasi, kemudian menggunakan siklus Plan – Do – Check – Adjust. Pada langkah ini, SC merencanakan implementasi TQM. Langkah ini bersifat terus-menerus, karena pasa saat aktivitas pembelajaran berlangsung, informasi –informasi umpan balik akan dikembalikan pada langkah ini untuk melakukan perbaikan, peyesuaian, dan sebagainya.
b.      Identifikasi Poyek. SC bertanggung jawab untuk memilih proyek atau program kegiatan awal TQM, yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan, personil yang terlibat, visi dan tujuan, dan kemungkinan keberhasilannya.
c.       Komposisi Tim. Steering Committee membentuk komposisi tim-tim yang akan melaksanakan program TQM tersebut.
d.      Pelatihan Tim. Sebelum tim yang baru terbentuk untuk melaksanakan tugasnya, mareka harus dilatih terlebih dahulu. Pelatihan yang diberikan harus mencakup dasar-dasar TQM dan instrumen yang sesuai untuk melaksanakan program kegiatan yang akan mereka laksanakan.



3.      Fase Pelaksanaan
a.       Penggiatan Tim. Steering Committee memberikan bimbingan kepada setiap tim dan mengaktifkan mereka. Masing-masing tim menggunakan teknik TQM yang telah mereka pelajari. Mereka menggunakan siklus Plan-DO-Check-Action sebagai model proses TQM.
b.      Umpan Balik Kepada Steering Committee. Masing-masing tim memberikan informasi umpan balik dari pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Survai formal pelanggan perlu dilakukan setiap tahun. Data yang diperoleh mengenai kepuasan pelanggan dikumpulkan dan diproses secara berkesinambungan.
c.       Umpan balik dari Karyawan. Setiap tim yang berada dibawah kontrol SC secara periodik memantau sikap dan kepuasan karyawan yang ada dibawahnya. Kemudian mengadakan komunikasi ntensif dengan steering committee.
d.      Memodifikasi Infrastruktur. Umpan balik yang diperoleh dari langkah-langkah di atas (dari tim proyek, pelanggan dan karyawan) akan dijadikan dasar oleh steering committee untuk melakukan perubahan yang diperlukan dalam infrastruktur lembaga pendiidkan.
Kemudian pada tataran praktis, implementasi dari konsep teoritis di atas dapat dikembangkan dalam konteks lembaga pendidikan. Kadang-kadang, terjadi kesulitan ketika menerapkan konsep TQM yang memang dari awalnya berasal dari dunia bisnis perusahaan. Oleh karena itu, Edward Sallis memberikan langkah-langkah yang sangat bermanfaat bagi pengelola pendidikan untuk dapat mengimplemantasikan konsep tersebut dalam sebuah lembaga pendidikan

5.      Pendekatan Kualitas Layanan Pendidikan TQS
Pendekatan Total Quality Service (TQS) merupakan suatu keadaan ketika sebuah lembaga pendidikan memiliki kemammpuan untuk memberikan pelayanan bermutu kepada para pelanggan maupun pemilik lembaga pendidikan dan pegawainya. TQS memiliki lima elemen yang saling terkait satu sama lain yaitu, (market and custamer research, strategy formulation, education traning and communication, process improvement, assessment, measurement and feedback).

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Ilmu Hadits Riwayah Dan Dirayah

Pengalaman tes di Bank Mandiri

Pidato Bahasa Inggris dan terjemahan tentang Reading is a window to the world