PERBEDAAN INDIVIDU DALAM BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwa setiap individu itu unik yaitu tidak ada dua individu yang sama Persis baik dari sifat, karakter, maupun lainnya. Tiap masing- masing individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu halnya siswa, antara siswa satu dengan yang lain pasti berbeda. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini terlihat pada cara dan hasil belajar siswa itu sendiri.
Perbedaan individu tersebut perlu adanya penanganan dari guru sebagai pembimbing dalam rangka upaya pembelajaran. Dalam pendidikan sekarang ini system pendidikan yang di gunakan sendiri bersifat klasikal yaitu melakukan pembelajaran di kelas dengan hanya melihat siswanya saja sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan begitu juga dengan pengetahuannya yang hampir sama tidak berbeda satu sama lain yang kurang memperhatikan masalah perbedaan dari masing-masing individu.
Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain penggunaan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan perbedaan kemampuan siswa dapat di atasi. Selain itu penggunaan media akan membantu mengatasi perbedaan siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar bagi anak yang kurang. Disamping in dalam memberikan tugas hendaknya disesuikan dengan minat dan kemampuan siswa sehingga bagi siswa yang pandai, sedang, maupun kurang akan merasakan berhasil didalam belajar.
Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami karakteristik maupun sifat-sifat dari masing-masing individu atau siswanya. Dengan cara maupun metode yang di sebutkan sebelumnya dan mengaplikasikannya langsung dalam dunua pendidikan, sehingga mengetahui perbedaan peserta didiknya dan bagaimana cara untuk mengatasinya dengan cara-cara yang mudah di tangkap atau di pahami peserta didik. Melalui pembahasan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perbedaan individu dan aplikasinya.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Individu
Manusia atau individu adalah Makhluk yang dapat di pandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang memepersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berfikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus Echols dan Shadaly (1975), Individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Bedasarkan pengertian di atas dapat di bentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat yang dapat merangsang perkembanganpotensi-potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan pada awal kehidupannya. Bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembngan yang selanjutnya ia akan mulai mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis yang di butuhkan dirinya.

B.    Pengertian Perbedaan Individu
Bermacam-macam aspek perkembangan individu, ada dua fakta yang di kenal dan menonjol, yaitu: dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oleh macam-macam faktor lingkungan di sekitarnya yang merangsang pertumbuhan dan perkembangannya.
1.    Semua manusia mempunyai unsur- unsur kesamaan di dalam pola perkembangannya.
2.    Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Perbedaan – perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif. Sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut. Setiap orang, apakah ia seorang anak atau sudah dewasa, dan apakah ia berada di dalam suatu kelompok atau seorang diri, ia di sebut individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan maupun perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri serta sifat atau karakteristik antara orang satu dengan yang lain berbeda-beda tidaklah sama. Perbedaan tersebut di sebut perbedaan individu da perbedaan individual.
Menurut Lindgren (1980) makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menyangkut tentang variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik dan psikilogis. Perbedaan Individual menurut Chaplin (1995:244) adalah “sebarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan satu individu dengan individu lainnya”. Gerry (1963) dalam buku perkembangan peserta didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan individual seperti berikut:
1.    Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2.    Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3.    Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4.    Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5.    Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat kita peroleh bahwa perbedaan individual adalah hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis maupun fisik antara orang-orang serta berbagai persamaannya.

C.        Sumber Perbedaan Individu
Sumber perbedaan individu dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor bawaan dan faktor lingkungan. Untuk lebih jelasnya kami akan membahas satu per satu.
1.    Faktor Bawaan
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetic oleh orangtua. Pewarisan genetik ini dimulai saat terjadinya pembuahan. Menurut Zimbardo dan Gerig (1999) penyatuab antara sebuah sperma dab sebuah sel telur hanya menghasilkan satu diantara milyaran kemungkinan kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom sex merupakan pembawa kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki atau perempuan. Kkode untuk kita mendapatkan kromosom X dari ibu, dan salah satu dari kromosom X atau Y dari ayah. Kombinasi XX merupakan kode untuk perkembangan fisik perempuan, dan kombinasi XY merupakan kode untuk perkembangan fisik laki-laki.
Meskipun rata-rata kita memiliki 50 persen gen yang sama dengan saudara kita, kumpulan gen kita tetap khas kecuali kita adalah kembar identik. Perbedaan gen ini merupakan satu alasab mengapa kita berbeda dengan orang lain, baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku, bahkan dengan saudara kita sendiri. Selebihnya adalah dipengaruhi oleh lingkungan, karena kita pernah berada di lingkungan yang sama persis. (Zimbardo & Gerig, 1999).
2.    Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang mengakibatkan perbedaan individu yang berasal dari luar diri individu. Faktor lingkungan berasal dari beberapa macam yaitu status sosial ekonomi orang tua, pola asuh orang tua, budaya, dan urutan kelahiran.
a.    Status sosial ekonomi orang tua
Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua. Tingkat orang tua berbeda satu dengan lainnya. Meskipun tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang tua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak dan mungkin waktu disediakan untuk mendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya pada perbedaan pola gizi yang diterapkan dalam keluarga.

b.    Pola asuh orangtua
Merupakan pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Terdapat tiga pola asuh dalam pengasuhan anak yaitu otoriter, permisif, dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau keputuhan. Orangtua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekang anak. Pola asuh permisif adalah pola asuh dimana orangtua memberi kebebasan sebanyak mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, dan anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orangtua. Sedangkan pola asuh autoritatif adalah pola asuh dimana orangtua memberikan hak dan kewajiban yang sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin.

c.    Budaya
Merupakan pikiran, akal budi, hasil karya manusia, atau dapat juga didefinisikan sebagai adat istiadat. Adanya nilai-nilai dalam masyarkat memberitahu pada anggotanya tentang apa yang baik dan atau penting dalam masyarakatnya. Nilai-nilai tersebut terjabarkan dalam suatu norma-norma. Norma masing-masing masyarakat berbeda, maka perilaku yang muncul dari anggota masing-masing masyarakat berbeda satu dengan lainnya.

d.    Urutan kelahiran
Walaupun masih menjadi kontroversi akan tetapi karakteristik kepribadian seseorang dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Anak yang lahir sulung atau anak pertama cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan agresif dibandingkan dengan adik-adiknya. Anak tengah sering menjadi mediator dan pecinta damai. Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Anak tunggal atau si anak semata wayang biasanya sering merasa terbebani dengan harapan yang tinggi dari orangtua mereka terhadap diri mereka sendiri. Mereka lebih percaya diri, supel, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Karakteristik yang berbeda-beda pada individu dipengaruhi oleh perilaku orangtuanya berdasarkan urutan kelahiran.

D.   Bidang-bidang perbedaan
Telah kita ketahui bahwa perbedaan–perbedaan antara satu dengan yang lainnya dan juga kesamaan-kesamaan diantara mereka merupakan cirri-ciri dari semua pelajaran pada suatu tingkatan belajar. Sebab-sebab dan pengaruh perbedaan individu ini dan sejauh mana tingkat tujuan pendidikan, isi dan tekhnik-tekhnik pendidikan di tetapkan, hendaknya di sesuaikan dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Antara lain perbedaan tersebut seperti:
1.    Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Yang berarti ia menguasai segala segala sesuatu yang di ketahui, dalam arti dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.

2.    Perbedaan Kecakapan Berbahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangatpenting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan pemikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis, dan sistematik. Kemampuan berbahasa sangat di pengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik( organ bicara).

3.    Perbedaan Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.

4.    Perbedaan Latar Belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau memperhambat prestasinya, terlepas dari potensi untuk menguasai bahan.

5.    Perbedaan Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkebang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, maka lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang., dalam arti ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.

6.    Perbedaan Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang, yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi, sosio-cultural, amat penting artinyabagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat persiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.

7.     Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Istilah jenis kelamin dan gender sering dipertukarkan dan dianggap sama. Jenis kelamin merujuk kepada perbedaan biologis dari laki-laki dan perempuan, sementara gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan berupa perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dibangun secara sosial budaya. Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan yang ada.
8.     Perbedaan Kepribadian
Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas yang menetukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan (Atkinson, dkk, 1996). Kepribadian sesesorang dapat kita tinjau melalui dua model yaitu model big five dan model brigg-myers.
a.    Model Big Five
Merupakan model yang diajukan oleh Lewis Goldberg (1993). Yang terdiri dari model kepribadian lima dimensi.
·         Extroversion
Orang tipe ini menikmati keberadaannya bersama orang lain, penuh energi, serta mengalami emosi positiv.
·         Agreeableness
Merupakan individu yang penuh perhatian, bersahabat, dermawan, suka menolong, dan mau menyesuaikan keinginannya dengan orang lain.
·         Conscientiousness
Individu ini selalu menghindari kesalahan dan mencapai kesuksesan tingkat tinggi melalui perencanaan yang penuh tujuan dan gigih. Mereka terlihat cerdas dan dapat dipercaya. Akan tetapi individu ini juga terlihat kaku dan membosankan.


·         Neoriticism atau sebaliknya stabilitas emosional
Orang yang neoriticsm-nya tinggi memiliki reaksi emosi negativ. Sedangkan orang yang memiliki neoriticsm rendah cenderung tidak mudah terganggu, kurang reaktif secara emosi, tenang, serta bebas dari emosi negative yang menetap.
·         Opennes to experience
Individu ini cenderung terbuka secara intelektual selalu ingin tau, memiliki apresiasi terhadap seni, serta sensitive terhadap kecantikan.

b.    Model Brigg-Myers
Dikemukakan oleh Isabel Brigg Myers dan Katharine C. Model ini meliputi empat dimensi yaitu:
·         Extraversion (E) versus Introversion (I)
Orang yang introvert menemukan tenaga didalam ide, konsep, dan abstraksi. Mereka selalu ingin memahami dunia dan merupakan pemikir reflektif serta konsentrator. Sementara orang yang extrovert, menemukan energy pada orang dan benda benda. Mereka memilih berinteraksi dengan orang lain dan berorientasi pada tindakan.
·         Sensing (S) versus Intuition (N)
Orang sensing berorientasi pada detail, menginginkan fakta, dan mempercayainya. Orang-orang yang intuitif mencari pola dan hubungan diantara fakta fakta yang diperoleh.
·         Thingking (T) versus Feeling (F)
Individu yang thingking menghargai kebebasan, mereka membuat keputusan dengan mempertimbangkan kriteria objektiv dan logika dari situasi. Individu yang feeling menghargai harmoni, mereka memusatkan pada nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan pada saat membuat keputusan atau penilaian.
·         Judging (J) dan Perceptive (P)
Orang orang judging cenderung tegas, penuh rencana, dan mengatur diri. Mereka fokus untuk menyelesaikan tugas hanya ingin mengetahui esensi, dan bertindak cepat. Orang orang perceptive selalu ingin tahu, dapat menyesuaikan diri, dan spontan.


9.    Perbedaan Gaya Belajar
Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau ketrampilan baru (Sarasin, 1999). Menurut Horne (2005) terdapat beberapa model atau pendektan gaya belajar:
a.    Modalitas belajar
b.    Belajar dengan otak kiri otak kanan
c.    Belajar sosial
d.    Lingkungan belajar
e.    Emosi belajar
f.     Belajar kongkrit dan abstrak
g.    Belajar global dan analitik
h.    Multiple intelligence

E.    APLIKASI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PENDIDIKAN
1.    Menggunakan pendekatan pembelajaran fleksibel disertai penggunaan multimedia dan multimetode
2.    Memahami pilihan gaya belajar siswa kemudian menyediakan lingkungan belajar yang mendukung gaya belajar mereka.
3.    Memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang menggabungkan pilihan cara belajar siswa, menggunakan metode mangajar, insentif, alat, dan situasi yang direncanakan sesuai dengan pilihan siswa
4.    Gunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok, atau antara aktifitas-aktifitas belajar yang berpusat pada guru dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
5.    Berikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami informasi.
6.    Gunakan alat-alat multi sensory untuk memproses, mempraktekkan dan memperoleh informasi.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Manusia atau individu adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Perbedaan individual secara umum adalah hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaannya. Sumber perbedaan individu disebabkan faktor bawaan dan faktor lingkungan. Terdapat beberapa macam bidang perbedaan individu yaitu perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan berbahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan jenis kelamin dan gender, perbedaan kepribadian, dan perbedaan gaya belajar. Perbedaan individu dapat diaplikasikan dalam beberapa cara yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran fleksibel, memahami pilihan gaya belajar siswa, memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang menggabungkan pilihan cara belajar siswa, gunakan kombinasi cooperative learning, berikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami informasi, dan gunakan alat-alat multi sensory untuk memproses, mempraktekkan dan memperoleh informasi.

DAFTAR PUSTAKA
Kholidah, Nur Enik. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPY.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Ilmu Hadits Riwayah Dan Dirayah

Pengalaman tes di Bank Mandiri

Pidato Bahasa Inggris dan terjemahan tentang Reading is a window to the world