Aliran-aliran Pendidikan
Pengertian Aliran-Aliran Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan adalah
pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran
tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni
pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir
berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar
diskusi berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu
yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan harus
memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan. Dalam dunia pendidikan
setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran
modern dan Aliran pokok di Indonesia. Aliran-aliran pendidikan telah dimulai
sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan
dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik
dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno
sampai kini.
Aliran-Aliran
Klasik dalam Pendidikan
Menurut Tim dosen 2006, aliran-aliran
klasik dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Aliran Empirisme
Aliran ini menganut paham yang
berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam
perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata melalui alat
inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui
proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph,
2006).
Jadi segala kecakapan dan
pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan
pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga
dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak
didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
John Locke (dalam Joseph:
2006) tak ada sesuatu dalam jiwa yang sebelumnya tak ada dalam indera. Ini
berarti apa yang terjadi, apa yang mempegaruhi apa yang membentuk perkembangan
jiwa anak didik adalahlingkungan melalui pintu gerbang inderanya yang berarti
tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa melalui proses penginderaan.
2. Aliran Nativisme.
Teori ini
merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan bahwa anak lahir
sudah memiliki pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan
oleh pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi
apalagi membentuk kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan menjadi jahat,
jika pembawaanyan baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang diinginkan dalam
perkembangan anak adalah lingkungan yang tidak dibuat-buat, yakni lingkungan
yang alami.
3. Aliran Konvergensi.
Faktor pembawaan dan faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting, keduanya tidak
dapat dipisahkan sebagaiman teori nativisme teori ini juga mengakui bahwa
pembawaan yang dibawa anak sejak lahir juga meliputi pembaeaan baik dan pembawaan
buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang
dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan
tersebut.
William Stern (dalam Tim
Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa perkembangan anak tergantung dari pembawaan
dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua garis yang bertemu atau
menuju pada satu titik yang disebut konvergensi.
Dari beberapa uraian diatas,
teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan adalah teori
konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann
atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya
dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan anak.
4.
Aliran Naturalisme.
Aliran
ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang disamakan.
Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori ini
mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik
bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan
lingkungan alami, bukan lingkungna yang dibuat-buat. Dengan kata lain jika
pendidikan diartikan sebagai usahan sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak
seperti mengarahkan, mempengaruhi, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan
anak kea rah tertentu, maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek
terhadapperkembangan anak. Tetapi jika pendidikan diartikan membiarkan anak
berkembang sesuai dengan pembawaan dengan lingkungan yang tidak dibuat-buat
(alami) makan pendidikan yang dimaksud terakhir ini betrpengaruh positif
terhadap perkembangan anak.
DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI
INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di
Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang
sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
Ø
Asas Taman Siswa
o
Bahwa setiap orang
mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan
umum.
o
Bahwa pengajaran
harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat
memerdekan diri.
o
Bahwa pengajaran
harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
o
Bahwa pengajaran
harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
o
Bahwa sebagai
konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai
sendiri segala usaha yang dilakukan.
o
Bahwa dalam mendidik
anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi
demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas
kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas
kemanusiaan.
Ø
Tujuan Taman Siswa
o
Sebagai badan
perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
o
Membangun abak didik
menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat
jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab
atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
Ø
Upaya-upaya yang
dilakukan Taman Siswa
Beberapa
usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang
cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa
membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
Ø
Hasil-hasil yang
Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan
gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman
indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni
besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia
Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober
1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat). Sekolah ini mempunyai rencana pelajaran
dan metode sendiri yang hampir mirip dengan Sekolah Kerjanya Kershensteiner.
Syafei berpendapat bahwa dengan belajar sendiri watak peserta didik akan
terbentuk dan di kemudian hari dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang merdeka,
tidak hanya dengan jalan menghafal saja di sekolah.
Ø
Asas Ruang Pendidik INS
Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik
INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
o
Berpikir logis dan
rasional
o
Keaktifan atau
kegiatan
o
Pendidikan
masyarakat
o
Memperhatikan
pembawaan anak
o
Menentang
intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup
berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin
dicapai, dan sebagainya.
Ø
Tujuan Ruang
pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
o
Memberi pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
o
Mendidik para pemuda
agar berguna untuk masyarakat
o
Menanamkan
kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
o
Mengusahakan mandiri
dalam pembiayaan.
Ø
Upaya-upaya Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa
usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain
menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau
pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku
pelajaran.
Ø
Hasil-hasil yang
Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan
sejumlah alumni.
Comments
Post a Comment
Jangan lupa komentar yaaa !!!