Makalah Pikologi Perkembangan "Masa Akhir Kanak-kanak"
Masa Akhir Kanak-Kanak
Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu. Bagi sebagian anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupan anak. Sementara mrnyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru dari kelas satu, kebanyakan anak berada dalam keadaaan tidak seimbang; anak mengalami gangguan emosional sehingga sulit untuk hidup bersama dan bekerja sama. Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan prilaku.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan prilaku untuk memasuki masa remaja. Perubahan fisik yang terjadi menjelang berakhirnya masa kanak-kanak menimbulkan keadaan ketidakseimbangan dimana pola kehidupan yang sudah terbiasa menjadi terganggu sampai tercapainya penyesuaian diri terhadap perubahan ini.
Akhir masa kanak-kanak secara tepat dapat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual. Yaitu criteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja-timbuknya tidak selalu pada usia yang sama. Ini disebabkan perbedaaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak perempuan.
Ciri-ciri akhir masa kanak-kanak
1. Label yang digunakan oleh orang tua
Bagi banyak orang tua, akhir masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan-suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya disbanding orang tua atau keluarga.
2. Label yang digunakan untuk para pendidik
Para pendidik melabelkanakhir masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi.
3. Label yang digunakan ahli psikologi
Bagi ahli psikologi, masa akhir kanak-kanak adalah usia berkelompok, usia penyesuaian diri, usia kreatif, serta usia bermain.
Label perkembangan akhir masa kanak-kanak
Untuk memperoleh tempat di dalam kelompok social, anak yang lebih besar harus menyelesaikan pelbagai tugas dalam perkembangan. Kegagalan dalam pelaksanaannya mengakibatkan pola prilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebayanya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut.
Penguasaan tugas –tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orangtua seperti tahun-tahun prasekolah. Sekarang penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab kelompok teman-temannya.
Kematangan seksual anak laki-laki lebih lambat dari anak perempuan, sehingga masa kanak-kanak yang dialami lebih lama.
PERKEMBANGAN
FISIK PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
1. Tinggi
Kenaikan tinggi pertahun adalah 2 sampai 3 inchi. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inchi dan anak laki-laki 57,5 inchi.
2. Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3-5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai berat 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
3. Perbandingan tubuh
Beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, dan tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
4. Kesederhanaan
Pebandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok pada masa akhir kanak-kanak menyebabkan meningkatnya kesederhanaan pada saat ini. Disamping itu, kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
5. Pebandingan otot lemak
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya baru mulai melejit pada awal pubertas. Anak yang berbentuk endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot sedangkan pada tubuh mesomorfik keadaanya terbalik. Pada bentuk tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya sehingga cenderung tampak kurus.
6. Gigi
Pada permulaan pubertas, umumnya seorang anak sudah mempunyai 22 buah gigi tetap. Keempat gigi terakhir, muncul selama masa remaja.
KETERAMPILAN
AKHIR MASA KANAK-KANAK
Pada permulaan akhir masa kanak-kanak, anak-anak mempunyai sejumlah besar keterampilan yang mereka pelajari selama bertahun-tahun di prasekolah. Keterampilan yang dipelajari oleh anak-anak yang lebih besar sebagian bergantung pada lingkungan, sebagian pada kesempatan untuk belajar, sebagian pada bentuk tubuh, sebagian lagi bergantung pada apa yang sedang digemari oleh teman-teman sebaya.
Keterampilan akhir masa kanak-kanak dapat dibagi kedalam 4 kategori:
1. keterampilan menolong diri sendiri
2. keterampilan menolong orang lain
3. keterampilan sekolah
4. keterampilan bermain
KEMAJUAN BERBICARA
Dengan meluasnya cakrawala social anak-anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat didalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik, dorongan untuk memperbaiki kemampuannya berbicara, dan yang lebih penting anak mengetahui bahwa inti komunikasi adalah bahwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan oranglain.
Bantuan untuk memperbaiki pembicaraan pada akhir masa kanak-kanak berasal dari 4 sumber. Pertama orangtua dari kelompok social ekonomi menengah ke atas merasa bahwa berbicara sangat penting sehingga mereka memacu anak-anak mereka untuk berbicara lebih baik. Kedua radio dan televisi memberikan contoh yang baik bagi pembicaraan anak-anak yang lebih besar sebagaimana halnya bagi anak-anak selama tahun-tahun prasekolah. Ketiga setelah anak belajar membaca, ia mngenambah kosakata dan terbiasa dengan bentuk kalimat yang benar. Dan keempat setelah anak mulai sekolah, kata-kata yang salah ucap dan arti-arti yang salah biasanya cepat diperbaiki oleh guru.
Bidang-bidang yang mengalami kemajuan:
1. Penambahan kosakata
Kosakata khusus pada akhir masa kanak-kanak:
a. Kosa kata etiket e. kosa kata uang
b. Kosa kata warna f. kosa kata waktu
c. Kosa kata bilangan g. kosa kata rahasia
d. Kosa kata popular dan kata-kata makian
2. Pengucapan
3. Pembentukan kalimat
4. Kemajuan dalam pengertian
5. Isi pembicaraan
6. Banyak bicara
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak sama dengan pada awal masa kanak-kanak. Perbadaannya terletak pada jenis situasi yang membangkitkan emosi dan bentuk ungkapannya.
Periode meningginya emosi
Pada akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat. Karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak menjadi sulit dihadapi.
Meningkatnya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan fisik atau lingkungan. Keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius.
Namun pada umumnya akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relative tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber.
PENGELOMPOKAN SOSIAL dan PRILAKU SOSIAL pada AKHIR MASA KANAK-KANAK
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak sama dengan pada awal masa kanak-kanak. Perbadaannya terletak pada jenis situasi yang membangkitkan emosi dan bentuk ungkapannya.
Periode meningginya emosi
Pada akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat. Karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak menjadi sulit dihadapi.
Meningkatnya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan fisik atau lingkungan. Keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius.
Namun pada umumnya akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relative tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber.
PENGELOMPOKAN SOSIAL dan PRILAKU SOSIAL pada AKHIR MASA KANAK-KANAK
Akhir masa kanak-kanak sering disebut sebagai usia berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktifitas teman-teman dan meningkatnya keinginanyang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok.
1. Cirri-cirri geng anak-anak
a. Geng anak merupakan kelompok bermain
b. Untuk menjadi anggota geng, anak harus di ajak
c. Anggota geng terdiri dari jenis kelamin yang sama
d. Pada mulanya anggota geng terdiri dari 3 atau 4 orang, tetapi jumlah ini meningkat dengan bertambah besarnya anak
e. Geng anak laki-laki sering terlibat dalam prilaku social buruk daripada anak perempuan
f. Geng mempunyai pusat tempat pertemuan
g. Pemimpin geng mewakili ideal kelompok dan hamper dalam segala hal lebih unggul daripada anggota yang lain
2. Efek dari keanggotaan kelompok
Keangggotaan berkelompok dapat manimbulkan akibat tyang kurang baik pada anak-anak, diantaranya ada empat dampak yang ditimbulkan:
a. Menjadi anggota geng sering kali menimbulkan pertentanngan dengan orang tua dan penolakan terhadap standar orangtua
b. Pemusnahan antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin meluas
c. Kecenderungan anak yang lebih tua untuk mengembangkan prasangka terhadap anak yang berbeda
d. Cara anak memperlakukan anak-anak yang bukan anggota geng
3. Teman pada masa akhir kanak-kanak
Banyak factor yang menentukan pemilihan teman. Biasanya yang dipilih adalah yang dianggap serupa dengan dirinya dan memenuhi kebutuhan. Karena daya tarik fisik mempengaruhi kesan pertama, anak cenderung memilih mereka yang berpenampilan menarik menjadi teman bermain dan sebagai teman baik.
Keakraban disekolah atau dilingkungan tetangga adalah penting penting Karena untuk memilih teman-teman lingkungan anak-anak terbatas pada daerah relative sempit. Dan yang biasa dipilih adalah teman sejenis daripada lawan jenis.
Sifat-sifat kepribadian penting dalam memilih teman, apakah sebagai teman bermain ataupun sebagai teman baik. Anak yang lebih besar memberi nilai tinggi pada kegembiraan, keramahan, kerjasama, kebaikan hati, kejujuran, kemurahan hati, bahkan keramahan dan sportivitas, pada teman bermain maupun teman baik. Menjelang masa kanak-kanak berakhir, anak lebih menyukai teman dan latar belakang social ekonomi, ras dan agama yang sama, khususnya sebagai teman baik.
Banyak factor yang menentukan pemilihan teman. Biasanya yang dipilih adalah yang dianggap serupa dengan dirinya dan memenuhi kebutuhan. Karena daya tarik fisik mempengaruhi kesan pertama, anak cenderung memilih mereka yang berpenampilan menarik menjadi teman bermain dan sebagai teman baik.
Keakraban disekolah atau dilingkungan tetangga adalah penting penting Karena untuk memilih teman-teman lingkungan anak-anak terbatas pada daerah relative sempit. Dan yang biasa dipilih adalah teman sejenis daripada lawan jenis.
Sifat-sifat kepribadian penting dalam memilih teman, apakah sebagai teman bermain ataupun sebagai teman baik. Anak yang lebih besar memberi nilai tinggi pada kegembiraan, keramahan, kerjasama, kebaikan hati, kejujuran, kemurahan hati, bahkan keramahan dan sportivitas, pada teman bermain maupun teman baik. Menjelang masa kanak-kanak berakhir, anak lebih menyukai teman dan latar belakang social ekonomi, ras dan agama yang sama, khususnya sebagai teman baik.
4. Status sosiometris
Sebelum masa kanak-kanak berakhir, sebagian besar anak-anak tidak hanya menyadari status sosiometris mereka, yaitu status yang mereka senangi pada kelompok social, tetapi juga status sosiometris dari teman-teman sebaya mereka.
Tingkat penerimaan yang digemari anak digemari anak dipengaruhi oleh metode pelatihan anak yang digunakan oleh orangtua. Keterampilan dan kompetensi social juga mempengaruhi status sosiometris anak.
Sekali status sosiometris didalam kelompok telah terbentuk, ,maka hal ini cenderung tetap.
5. Pemimpin pada akhir masa kanak-kanak
Anak yang dipilih oleh teman-temannya untuk berperan sebagai pemimpin pada akhir masa kanak-kanak, mendekati ideal di kelompok. Ia tidak hanya disukai oleh sebagian besar anggota kelompok, tetapi juga memiliki cirri-ciri yang mudah dikagumi.
MINAT dan KEGIATAN BERMAIN PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Selama akhir kanak-kanak baik anak laki-laki maupun perempuan sangat sadar akan kesesuain jenis permainan dengan kelompok seksnya. Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan bermain yang di anggap tidak sesuai untuk kelompok seksnya, tanpa memperhatikan kesenangan pribadi.
Anak cerdas, terutama bila bertambah besar, lebih banyak bermain sendiri, daripada bermain yang bersifat social dan hanya sedikit mengikuti kegiatan yang melibatkan permainan fisik yang berat daripada anak yang tidak terlampau cerdas. Jenis lingkungan dimana anak hidup juga menentukan ada tidaknya kesempatan untuk bermain.
Terlepas dari perbedaan ini, bagi sebagian besar anak bermain menjadi kurang aktif dengan berjalannya masa kanak-kanak, dan hiburab-hiburan seperti televisi, radio, film, dan bacaan semakin bertambah popular. Perubahan ini sebagian disebabakan bertambahnya pekerjaan rumah dan sebagian lagi disebabkan bertambah bertambah banyaknya tugas-tugas di rumah.
1. Bermain konstruktif
Membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk permainan yang popular diantara anak laki-laki, sedangakan anak perempuan lebih menyukai jenis konstruktif yang lebih halus seperti menjahit, menggambar, melukis, membentuk tanah liat dan membuat perhiasan.
2. Menjelajah
Seperti anak yang lebih muda, anak yang lebih besar senang memuaskan keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan menjelajahinya. Tetapi berbeda dengan anak yang lebih muda, anak yang lebih besar tidak puas dengan menjelajah mainan dan benda-benda disekitar lingkungannya. Anak-anak ingin menjelajah lebih jauh dari lingkungan rumah dan lingkungan tetangga dan menjelajah daerah-daerah baru.
3. Mengumpulkan
Mengumpulkan sebagai suatu bentuk bermain, meningkat dengan berjalannya masa kanak-kanak, karena kegiatan mengumpulkan berfungsi sebagai sumber iri hati dan gengsi diantara teman-teman dan juga memberikan kesenangan bagi kolektor.
4. Permainan dan olahraga
Anak yang lebih besar tidak puas lagi memainkan jenis permainan yang sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan anak yang lebih besar, seperti bola basket, sepak bola, baseball dan hockey. Pada anak berusia sepuluh tahun, permainannya terutama bersifat persaingan, dengan pokok perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata mata pada kegembiraan.
5. Hiburan
Beberapa hiburan yang digemari pada akhir masa kanak-kanak diantaranya membaca, buku komik, film, radio dan televisi, melamun dan berkhayal.
PENINGKATAN DALAM PENGERTIAN
Dengan masuk sekolah, dunia dan minat anak-anak bertambah luas. Dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan benda-benda yang sebelumnya kurang atau tidak berarti. Anak-anak sekarang memasuki apa yang oleh piaget disebut sebagai “tahap operasi konkret” dalam berpikir, suatu masa dimana konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi konkret dan tentu.
SIKAP DAN
PERILAKU MORAL
Apabila
awal masa kanak-kanak akan berakhir, konsep moral anak tidak lagi sesempit dan
sekhusus sebelumnya.
Menurut
Piaget, anatara usia lima dan dua belas tahun konsep anak mengenai keadilan
sudah berubah. Pengertian yang kaku dank eras tentang benar dan salah, yang
dipelajari dari orangtua, menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan
keadaan-keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Misalnya, bagi anak usia
lima tahun, berbohong selalu buruk, sedangkan anak yang lebih besar sadar bahwa
dalam beberapa situasi, berbohong dibenarkan, dan oleh karena itu, berbohong
tidak selalu buruk.
Kohlberg
memperluas teori Piaget dan menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral
akhir masa kanak-kanak sebagai tingkat moralitas konvensional atau moralitas
dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional. Dalam tahap pertama dari
tingkat ini yang oleh Kohlberg disebutkan moralitas anak baik, anak mengikuti
peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan
hubungan-hubungan yang baik. Dalam tahap kedua, Kohlberg mengatakan bahwa kalu
kelompok social menerima peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota
kelompok, ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari
penolakan kelompok dan celaan.
PERKEMBANGAN KODE MORAL
Pada
masa akhir kanak-kanak seperti halnya awal masa remaja, kode moral sangat
dipengaruhi oleh standar moral dari kelompok dimana anak mengidentifikasikan
diri. Ini tidak berarti bahwa anak meninggalkan kode moral keluarga untuk
mengikuti kode kelompok tempat ia bergabung. Hal ini berarti, jika anak harus
memilih, anak akan mengikuti standar-standar geng selama mereka bersama dengan
geng sebagai sarana untuk mempertahankan statusnya dalam geng.
Ketika
anak mencapai akhir masa kanak-kanak, kode moral berangsur-angsur memndekati
kode moral dewasa. Dilaporkan bahwa anak yang mempunyai IQ tinggi cenderung
lebih matang dalam penilaian moral daripada anak yang tingkat kecerdasannya
lebih rendah, dan anak perempuan cenderung membentuk penilaian moral yang lebih
matang daripada anak laki-laki.
PERANAN DISIPLIN DALAM PERKEMBANGAN
MORAL
Disiplin
berperan penting dalam perkembangan kode moral. Meskipun anak memerlukan
disiplin, tetapi disiplin merupakan masalah yang serius bagi anak yang lebih
besar. Penggunaab secara berlanjutan teknik-teknik disiplin yang ternyata
efektif ketika anak masih kecil, cenderung menyebabkan kebencian pada anak yang
lebih besar. Jika disiplin dibutuhkan dalam perkembangan anak.
ESENSI DISIPLIN BAGI ANAK-ANAK YANG
LEBIH BESAR
BANTUAN DALAM MENDASARKAN KODE MORAL
Dalam
kasus anak yang lebih besr, pengajaran mengenai benar dan salah seharusnya
menekankan alas an mengapa pola perilaku tertentu diterima dan mengapa pola
lain tidak diterima, dan seharusnya diarahkan untuk menolong anak memperluas
konsep yang lebih luas, lebih abstrak.
GANJARAN
Ganjaran,
seperti pujian atau perlakuan secara khusus karena berhasil mengatasi situasi
sulit, dengan baik, mempunyai nilai pendidikan yang kuat jika pujian dan
perlakuan khusus menunjukkan pada anak bahwa ia bertindak benar dan juga jika
mendorong anak untuk mengulang perilaku yang baik. Bagaimanapun juga, jikalau
pujian dan perlakuan khusus harus menjadi efektif ganjaran harus sesuai
dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
HUKUMAN
Seperti
ganjaran, hukuman harus sesuai dengan perkembangan dan harus dilakukan secara
adil, kalau tidak, dapat menimbulkan kebencian anak. Hukuman juga harus
mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan social di masa
berikutnya.
KONSISTENSI
Disiplin
yang baik selalau konsisten. Apa yang benar hari ini, esok juga benar dan
lusapun juga benar. Perbuatan yang salah harus mendapatkan hukuman yang sama
bila perbuatan itu setiap kali diulang, dan perbuatan yang benar juga harus
mendapat ganjaran yang sama.
|
PERKEMBANGAN SUARA HATI
Jenis
disiplin biasanya juga memainkan peran yang penting dalam perkembangan suara
hati. Istilah suara hati berarti suatu reaksi khawatir yang terkondisi terhadap
situasi dan tindakan tertentu yang telah dilakukan dengan jalan menghubungkan
perbuatan tertentu dengan hukuman. Suara hati merupakan “polisi yang
diinternalisasikan,” yang mendorong anak untuk melakukan yang benar dan
menghindari hukuman. ( Eysenck,H.J.The development of moral values in
children.VII.The contribution of learning theory. British Journal of
Educational Psychology, 1960, 30, 11-21)
Rasa
bersalah merupakan penilain diri negative yang terjadi bila individu mengakui
bahwa perilakunya bertentangan nilai moral tertentu yang wajib diikuti. Dan
rasa malu adalah reaksi emosioanl yang tidak menyenangkan dari individu
terhadap penilaian negative orang lain, baik yang merupakan dugaan maupun ang
benar-benar yang terjadi, yang mengakibatkan individu mencela diri sendiri
berhadapan dengan kelompok.
PELANGGARAN HUKUM PADA MASA AKHIR
KANAK-KANAK
Seperti
halnya dengan anak yang lebih kecil, beberapa pelanggaran ringan oleh anak yang
lebih besar disebabkan oleh ketidaktahuan akan apa yang diharapkan dari padanya
atau karena salah mengerti peraturan. Namun sebagian besar pelanggaran hokum
merupakan akibat dari ikut sertanya anakdalam perbuatan geng yang salah. Untuk
mempertahankan kedudukannya di dalam kelompok, anak sadar bahwa ia harus
berbuat sesuai dengan yang dilakukan gengnya tanpa mempertimbangkan
pandangannya terhada perilaku tesebut.
Pelanggaran
pada akhir masa kanak-kanak bergantung pada peraturan-peraturan yang dilanggar.
Karena peraturan di rumah berbeda dengan peraturan di sekolah. Beberapa
pelanggaran akhir masa kanak-kanak yang paling sering dilaporkan tercantum
dalam table dibawah ini.
PELANGGARAN YANG UMUM PADA AKHIR MASA
KANAK-KANAK
Di rumah
·
Berkelahi dengan
saudara-saudara
·
Merusak milik saudaranya
·
Bersikap kasar kepada saudara
yang dewasa
·
Malas melakukan kegiata rutin
·
Melalaikan tanggung jawab
·
Berbohong tidak berterus
terang
·
Mencuri milik saudaranya
·
Sengaja menumpahkan sesuatu
Di sekolah
·
Mencuri
·
Menipu
·
Berbohong
·
Menggunakan kata-kata yang
kasar dan kotor
·
Merusak milik sekolah
·
Membolos
·
Mengganggu anak-anak lain
dengan mengejek, menggerak dan menciptakan gangguan
·
Membaca komik atau mengunyah
permen karet selama pelajaran berlangsung
·
Berbisik-bisik, melucu, atau
berbuat gaduh di kelas
·
Berkelahi dengan teman
sekelas
·
Minum obat-obatna terlarang,
terutama marijuana di pekarangan sekolah
|
Dengan
tambahnya usia anak, ia cenderung lebih banyak melanggar peraturan-peraturan di
rumah maupun di sekolah dibandingkan perilaku saat ia lebih muda. Terjadinya
pelanggaran di rumah disebabkan karena anak ingin menegakkan kemandiriannya dan
sebagian lagi karena anak sering menganggap pertauran tidak adil, terutama apabila
berbeda dengan peraturan-peraturan rumah yang diharapkan dipatuhi oleh semua
anggita keluarga dan hukuman yang diterima dianggap tidak adil.
Meningkatnya
pelanggarn di sekolah dapat disebabkan oleh kenyataan bahwa anak yang lebih
besar tidak lagi menyenangi sekolah seperti ketika masih kecil. Misalnya anak tidak lagi menyukai guru
seperti ketika masih duduk di kelas yang lebih rendah, anak menganggapnbeberapa
mata elajaran membosankan sehingga ia berhenti belajar dan tidak memusatkan
perhatian pada mata pelajaran tersebut. Apapun penyebabnya, pelanggaran
seringkali merupaka akibat dari kebosanan. ( McKinney, J. D. Teacher
perceptions of the classroom behavior of reflective and impulsive children.
Psychology in the Schools, 1975, 12, 348-352)
Menjelang
berakhirnya masa kanak-kanak, pelanggaran menjadi semakin berkurang (Dinkmeyer,
D., and D. Dinkmeyer,Jr. Logical consequences: A key to the reduction of
disciplinary problem. Phi Delta Kappan, 1976, 57, 664-666). Menurunnya
pelanggaran mungkin karena adanya kematangan, baik fisik maupun psikologis,
tetapi lebih sering karena kurangnya tenaga yang merupakan ciri pertumbuhan
yang pesat yang mengiringi bagian awal dari masa puber.
Di
rumah, di sekolah, dan di lingkungan tetangga, anak laki-laki lebih sering melanggar
pertauran daripada anak perempuan. Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal:
1. Anak laki-laki diberi kebebasan lebih banyak daripada anak perempuan
dan tidak sering dihukum atas pelanggaran yang ia lakukan karena adanya
anggapan bahwa “anak laik-laki memang begitu”.
2. Anak laki-laki merasa bahwa ia harus menentang peraturan untuk
menunjukkan kejantanannya dan dengan demikian memperoleh dukungan teman-teman.
MINAT-MINAT YANG UMUM PADA AKHIR MASA
KANAK-KANAK
·
Penampilan
Anak
yang lebih besar akan diminati oleh orang lain hanya kalau ia begitu berbeda
dari teman-teman sebayanya sehingga ia merasa menarik perhatian.
·
Pakaian
Anak
menaaruh minat pada pakaian baru, tetapi harus sama dengan apa yang dipakai
teman-temannya. Ia juga menyukai warna-warna pakaian yang tertentu.
·
Nama dan Julukan
Nama
awal diminati hanya kalau berbeda dengan nama teman-temannya atau kalau ia
merasa menarik perhatian orang dengan namanya. Karena nama keluarga dan nama
tengah jarang digunakan, anak hanya menaruh minat bila nama menggolongkannya
dengan kelompok rasa tau agama yang dikenai prasangka. Kalau nama meyadari
bahwa nama julukan yang diberikan teman-teman mencerminkan penilaian
teman-teman, ia tidak menyukai nama julukan yang berupa cemoohan.
·
Tubuh Manusia
Karena
tidak dapat mengamati fungsfungsi tubuh secara langsung, anak berusah
memuaskan keinginatahuannya tentang apa yang terjadi didalam tubuh dengan
bertanya, membaca buku atau melihat gambar-gambar.
·
Kesehatan
Minat
terhadap kesehatan tubuh hanya kalau anak sakit .
·
Seks
Anak
ingin mengetahui lebih dalam mengenai reproduksi dan proses kelahiran.
·
Sekolah
Mulanya
anak merasa sengan jika pergi ke sekolah. Pada akhir kelas dua banyak yang
merasa bosan, mengembangkan sikap menentang dan kritis terhadap tugas-tugas
akademis, meskipun anak masih menyukai kegiatan nonakademis.
·
Pekerjaan Masa Depan
Awal
minat tentang pekerjaan masa depan berkisar pada pekerjaan-pekerjaan yang
dianggap sangat mempesonakan, mengasyikkan, dan yang bergengsi atau yang
melibatkan kegiata-kegiatan atau seragam yang baginya terasa penting.
·
Symbol Status
Bila
anak melihat dan merasakan pentingnya status sosio ekonomi, maka mereka akan
menaruh minat besar terhadap symbol-simbol nyata status sosio ekonomi
keluarganya, seperti mobil atau rumah besar.
·
Otonomi
Berapa
besar minat akan otonomi anak terutama bergantung pada berapa besar otonomi
yang dimiliki teman-temannya. Biasanya anak puas bila terdapat persamaan atau
sedikit lebih banyak daripada teman-temannya.
|
EFEK MINAT
Minat
yang dikembangkan sangat mempengaruhi perilaku tidak saja selama periode masa
kanak-kanak tetapi juga sesudahnya. Banyak orangtua dan guru sering mengabaikan
tentang minat anak ataupun murid. Sebagian besar mereka merasa bahwa minat
anak-anak hanyalah suatu tingakah saja, yang akan segera berlalu. Akibatnya,
anak cenderung memandang rendah dan menganggap bahwa anak akan mengakhiri
minatnya dengan bertambahnya usia dan bertambah luasnya pengalaman.
Bagaimana
minat, yang dibentuk pada akhir masa kanak-kanak, dapat mempengaruhi anak?
·
Pertama, minat mempengaruhi
bentuk dan intensitas cita-cita.
·
Kedua, minat dapat dan memang
berfungsi sebagai tenaga pendorong yang kuat.
·
Ketiga, prestasi selalu
dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang.
·
Keempat, minat yang terbentuk
dalam masa kanak-kanak sering kali menjadi minat seumur hidup, karena minat
menimbulkan kepuasan. Anak cenderung mengulang kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan minatnyadan dengan demikian menjadi suatu kebiasaan yang
dapat menetap sepanjang hidup.
Efek Penggolongan Peran Seks
Penggolongan
peran seks berpengaruh pada perilaku dan penilaian diri anak-anak. Dalam
penampilan, pakaian, bahkan gerak-gerik, anak berusaha menciptakan kesan akan
kesesuaian dengan peran seks. Pada saat duduk di kelas dua, anak sudah sadar
akan penampilan yang dianggap sesuai dengan peran seks.
Sebelum kelas satu berakhir,
kebanyakan anak belajar mempunyai cita-cita yang sesuai dddengan seksnya dalam
geng. Misalnya, anak laki-laki diharapkan mencita-citakan pendidikan dan
pekerjaan yang lebih tinggi daripada anak perempuan. Seperti ditunjukkan Bacon
dan Larner, “Anak perempuan mengembangkan peran stereotip pekerjaan yang kuat
pada usia muda.
Karena anak perempuan belajar untuk
bercita-cita lebih rendah daripada kemampuannya, tidaklah mengherankanbila
presentasinya sering kali berada di bawah kemampuannya.
Pertentangan seks, seperti telah
dijelaskan sebelumnya, merupakan hasil dari penggolongan peran seks. Kalau anak
laki-laki didorong untuk memandang dirinya lebih dari anak perempuan, maka akan
timbul sikap yang merendahkan wanita.
Dalam perkembangan minat, anak-anak
diharapkan hanya untuk mengembangkan minat-minat yang dianggap sesuai dengan
peran seksnya. Harapan tersebut diungkapkan dengan mendorong mereka menghadapi
bidang-bidang yang sesuai dengan kelompok seks mereka.
Penggolongan peran seks paling
penting dalam penilaian diri. Anak menilai diri sendiri sesuai dengan pandangan
orang-orang yang penting dalam hidupnya.
PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM HUBUNGAN
KELUARGA PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Kemerosotan
dalam hubungan keluarga yang dimulai pada bagian akhir masa bayi dan terus
berlangsung melalui awal masa kanak-kanak, semakin mengganggu perkembangan anak
dengan berjalannya akhir masa kanak-kanak.
Banyak
kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga menjelang berakhirnya
masa kanak-kanak. Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari
kondisi-kondisi sebelumnya dan beberapa lagi merupakan kondisi-kondisi baru
yang timbul dari berbagi stuasi yang khas dari periode rentang kehidupan ini.
Tentu
saja ada saat damai dan harmonis di dalam rumah. Dan ada juga saat dimana anak
yang lebih besar benar-benar menunjukkan kasih saying dan minat kepada adiknya.
Demikian
pula, ada saat dimana terjadi hubungan yang baik antara anak dan orangtua dan sanak
saudara, dan tampaknya anak menyukai pertemuan-pertemuan dalam keluarga.namun
anak lebih senang behubungan ddengan teman-temannya sendiri.
Efek dari Hubungan Keluarga
Pengaru yang mendalam dari hubungan
anak dengan keluarga jelas terlihat dalam berbagai bidang kehidupan. Yang
terpenting diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, pekerjaan di sekolah dan sikap anak terhadap
sekolah sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan anggota keluarga. Hubungan
keluarga yang sehat dan bahagia menimbulkan dorongan untuk berprestasi,
sedangkan hubungan yang tidak sehat dan tidak bahagia menimbulkan ketegangan
emosional yang biasanya memberi efek yang buruk pada kemampuan berkonsentrasi
dan kemampuan untuk belajar.
Kedua, hubungan keluarga mempengaruhi penyesuaian diri
secara social diluar rumah. Bila hubungan keluarga menyenangkan, penyesuain
social anak di luar rumah lebih baik daripada hubungan keluarga yang tegang.
Ketiga, peran yang dimainkan dirumah menentukan pola peran
di luar rumah mempengaruhi peran anak.
Keempat, jenis metode pelatihan anak yang digunakan dirumah
mempengaruhi peran anak.
Kelima, pelatihan dirumah mempengaruhi penggolongan peran
seks.
PERUBAHAN-PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Dengan
meluasnya cakrawala social pada saat anak masuk sekolah, factor=-faktor baru
mulai mempengaruhi kepribadiannya. Akibatnya, anak harus seringkali memperbaiki
konsep diri.
Perubahan
tidah hanya terjadi pada konsep diri, tetapi juga pada sifat-sifat orang lain
yang dinilai dan dikagumi dan juga sifat-sifat pada diri anak sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep
diri
Banyak
factor yang mempengaruhi konsep diri pada awal masa kanak-anak masih tetap
mempengaruhi meskipun anak berkembangan menjadi lebih besar.
Pada saat anak dari kelompok
minoritas masuk sekolah, anak menjadi lebih sadar mengenai prasangka yang
ditujukan terhadap kelompoknya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Lambat laun keadaan ini mengakibatkan perasaan rendah diri yang dapat
diungkapkan dalam penyesuaian social yang buruk dan perilaku antisocial,
keduanya dapat mewarnai pandangan hidup anak.
Sejumlah factor baru mempengaruhi
konsep diri pada saat anak masuk sekolah dan ketika pola hidupnya berubah.
Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada akhir masa
kanak-kanak :
1. Kondisi fisik
Kesehatan yang buruk dan cacat-cacat fisik menghalangi anak untuk
bermain dengan teman-teman dan menyebabkan anak merasa rendah diri dan
terbelakang.
2. Bentuk tubuh
Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kecil menurut usianya tidak
mampu mengikuti teman-temannya sehingga mengakibatkan perasaan rendah diri.
3. Nama dan Julukan
Nama yang menggambarkan cemohan atau yang menggambarkan status
kelompok minoritas, dapat mengakibatkan perasaan rendah diri. Julukan yang
diambil dari kelucuan fisik atau sifat kepribadian dapat menimbulkan rendah
diri dan dendam.
4. Status Sosial Ekonomi
Jika anak merasa bahwa ia memiliki rumah yang lebih baik, atau
pakaian yang lebih bagus dari apa yang dimiliki teman-temannya, ia akan merasa
lebih tinggi. Sebaliknya, jika anak merasa status social ekonominya lebih
rendah dari pada teman-temannya, ia cendeeeerung merasa lebih rendah.
5. Lingkungan Sekolah
Penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan yang
penuh pengertian. Sedangkan guru yang menerapkan disiplin yang dianggap tidak
adil oleh anak atau yang menentang anak akan member pengaruuh yang berbeda.
6. Dukungan Sosial
Dukungan atau kurangnya dukungan dari teman-teman mempengaruhi
kepribadian anak melalui konsep diri yang terbentuk. Yang paling terpengaruh
adalah anak yang sangat popular dan anak yang terkucil.
7. Keberhasilan dan Kegagalan
Berhasil menyelesaikan tugas-tugas memberikan rasa percaya diri dan
menerima diri ssendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan timbulnya perasaan
kurang mampu.
8. Seks
Anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang harus dijalankan
lebih rendah dari pada peran anak laki-laki, dan kesadaran ini menyebabkan
menurunnya penilaian diri.
9. Inteligensi
Inteligensi yang sangat berbeda dari yang normal akan memberikan
pengaruh buruk kepada kepribadian. Anak yang inteligensinya kurang dari
rata-rata merasakan kekurangan dan merasakan adanya sikap menolak dari
kelompok. Akibatnya anak menjadi malu, tertutup, dan acuh tak acuh, atau anak
menjadi agresif terhadap teman-teman yang menolak dirinya. Anak dengan tingkat
kecerdasan tinggi juga cenderung mempunyai konsep diri yang buruk.
Mencari Identitas
Karena anak-anak pada umumnya
memasuki periodde akhir masa kanak-kanak dan berminat dalam keanggotaan
kelompok, mereka sangat terpukau dengan standar dalam penampilan , berbicara
dan berprilaku seperti yang ditetapkan oleh kelompok.
Pencarian identitas ini dimulai pada
bagian akhir masa kanak-kanak dan mencapai tahap kritis dalam masa remaja.
Menurut Erikson , “identitas diri” berarti perasaan dapat berfungsi
sebagaiseorang yang tersendiri tapi yang berhubungan erat dengan orang lain.
Untuk memperoleh identitas diri,
anak harus mempunyai keyakinan bahwa ia harus dapat bertindak ssendiri.
BAHAYA PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya,
bahaya akhir masa kanak-kanak dapat berbentuk bahaya fisik dan psikologis.
Namun, selama akhir masa kanak-kanak, reaksi psikologis dari bahaya fisik
sangat penting dan hal ini akan ditekankan.
Bahaya Fisik
Berikut
ini beberapa bahaya fisik yang utama :
a. Penyakit : karena vaksin terhadap sebagian besar penyakit anak-anak
sekarang mudah didapat, maka penyakit yang diderita anak-anak terutama adalah
salesma, dan gangguan-gangguan pencernaan, yang jarang menimbulkan akibat fisik
yang lama.
b. Kegemukan : kegemukan pada anak-anak lebih besar dapat dissebabkan
karena kondisi kelenjar., tetapi lebih sering disebabkan kebanyakan makan
terutama kebanyakan karbonhidrat.
Anak gemuk sulit mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan
kesempatan untuk mencapai keterampilan-keterampilan yang penting untuk
keberhasilan social. Disamping itu teman-teman sering mengganggu dan mengejek
ddengan menyebut “gendut” atau sebutan-sebutan lain yang membuat anak merasa
rendah diri.
c. Bentuk tubuh yang tidak sesuai : anak perempuan yang bentuk tubuhnya
kelaki-lakian dan anak laki-laki yang penampilan fisiknya seperti perempuan
sering dicemooh oleh teman-teman dan dikasiani oleh orang-orang ddewasa.
d. Kecelakaan : sekalipun kecelakaan tidak meninggalkan bekas-bekas
fisik, namun kecelakaan itu dapat meninggalkan bekas psikologis.
e.
Kecanggungan :
Kalau anak mulai membandingkan-bandingkan diri dengan teman-teman seusia, ia sering mendapatkan kecanggungan
dan kekakuan menghalanginya untuk melakukan
apa yang dilakukan oleh
teman-teman. Akibatnya anak mulai
memandang diri kurang dari teman-teman sebaya dan bernasib buruk.
f.
Kesederhanaan :
Berbeda dengan para remaja atau orang-orang dewasa yang
mengembangkan perasaan ketidakmampuan
pribadi kalau mengetahui bahwa mereka
dianggap tidak menarik, banyak anak-anak yang sederhana relatif kurang
memperdulikan penampilan mereka kecuali kalau keadaannya sangat tidak menarik
sehingga menimbulkan komentar yang kurang menyenangkan dari teman-teman atau
menyebabkan penolakan oleh teman-teman. Tetapi kesederhanaan dapat dan sering merupakan bahaya bila mana orang-orang bereaksi kurang baik
dan mengemukakan perasaan dalam cara memperlakukan anak yang sederhana.
BAHAYA PSIKOLOGIS
Bahaya psikologis akhir masa
kanak-kanak terutama mempengaruhi penyesuaian social, yaitu tugas perkembangan
utama dalam periode ini.
BAHAYA PSIKOLOGIS PADA AKHIR MASA
KANAK_KANAK
Bahaya dalam Berbicara
Ada empat bahaya berbicara yang
umum terdapat pada akhir masa kanak-kanak:
1. Kosa kata kurangdari rata-rata menghambat tugas-tugasdi sekolah dan
menghambat komunikasidengan orang-orang lain
2. Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan tata
bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau pelat akan membuat anak menjadi
anak menjadi sangat sadar diri sehingga anak hanya berbicara bilamana perlu.
3. Dilingkungan sekolah
terhalang dalam usaha untuk
berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda.
4. Pembicaraan yang bersifat egosentris yang mengkritik dan merendahkan
orang lain dan yang ber sifat membual akan ditentang oleh teman-teman
Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang
baik oleh teman-teman sebaya maupun orang-orang dewasa, kalau ia masih
menunjukan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan seperti amarah
yang meledak-ledakdan juga bila emosi yang buruk seperti marah dan cemburu
masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang-orang lain.
Bahaya Sosial
Terdapat lima jenis anak yang penyesuainnya dipengaruhi oleh bahaya social.
1. Anak yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman-teman akan
kurang mempunyai kesempatan untuk
belajar bersifat social.
2. Anak yang terkucil yang tidak memiliki persamaan dengan kelompok
teman-teman akan menganggap dirinya
berbeda dan merasa tidak mempunyai
kesempatan untuk diterima oleh
teman-teman.
3. Anak yan mobilitas social dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan
untuk diterima dalam kelompok yang sudah terbentuk.
Anak yang berasal
dari kelompok rasa tau kelompok agama yang terkena prasangka
Bahaya Bermain
Anak yang kurang
memiliki dukungan social akan terasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari
permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota kelompok. Anak yang
dilarang berkhayal “ membuang waktu” atau dilarang melakukan kegiatan kreatif
dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku.
Bahaya Moral
Ada enam bahaya yang
umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak :
1. Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak serupa dengan
kode orang dewasa.
2. Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam
terhadap perilaku.
3. Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan.
4. Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5. Menganggap dukungan teman-teman terhadap perilaku yang salah begitu
memuaskan sehingga perilaku itu menjadi kebiasaan.
6. Tidak sabar terhadap perbuatan oranglain yang salah.
Bahaya yang Menyangkut Minat
Ada dua bahaya yang
umum dihubungkan minat masa kanak-kanak, yaitu :
1. Tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh
teman-temannya
2. Mengembangkan sikap yang kurang baik tehadap minat yang dapat
bernilaibagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.
Bahaya dalam Penggolongan Peran Seks
Ada dua bahaya yang
umum dalam penggolongan peran seks, yaitu :
1. Kegagalan untuk mempelajari organ – organ peran seks yang dianggap
pantas oleh teman-teman sebaya, dan ketidakmampuan untuk melakukan peran seks
yang disetujui
2. Anak laki-laki diharapkan melakukan peran sederajat dan anak perempuan
diharapkan melakukan peran-peran tradisional.
Bahaya Hubungan Keluarga
Perkembangan dengan
anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal yaitu, Melemahkan ikatan
keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk serta masalah –
masalah yang dibawa keluar rumah
Bahaya dalam Perkembangan Kepribadian
1. Perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan
diri,
2. Egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak ,
egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang
palsu.
KEBAHAGIAAN PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Akhir masa kanak-kanak
dapat dan harus merupakan periode yang bahagia dalam rentang kehidupan ,
meskipun periode ini bukan masa yang sepenuhnya gembira karena anak diharapkan
memikul tambahan tanggung jawab di sekolah dan di rumah, keberhasilan dalam
melaksanakan tanggung jawab ini terlebih yang dianggap penting oleh orang-orang
akan menambah kebahagiaan.
Banyak factor yang
menimbulkan kebahagiaan anak-anak. Beberapa diantaranya juga merupakan factor
yang penting pada masa awal kanak-kanak, tetapi sekarang factor-faktor tersebut
berbeda pengaruhnya karena minat dan pola kehidupan anak telah berubah dank arena anak ingin lebih
banyak meluangkan waktu dengan teman-teman sebaya
Comments
Post a Comment
Jangan lupa komentar yaaa !!!