Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi sejarah kebudayaan Islam ( SKI )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik jikalau subyek belajar
itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar
sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan - rangsangan individu
yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.
Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembang kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar
merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan hasil belajar serta kualitas pendidikan. Apabila gaya
belajar siswa diketahui maka guru bisa menentukan strategi mengajar yang sesuai
dengan gaya belajar yang dimilikinya.
Terdapat tiga tipe gaya belajar yang akan dibahas dalam skripsi
ini yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat), auditorial
(belajar melalui apa yang mereka dengar) dan kinestetik (belajar melalui gerak
dan sentuhan). Hasil belajar masih tetapmenjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar.
Levie
& Levie yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui
stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa
stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas
seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubungkan fakta dan
konsep. Baugh dan Achsin memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu.
Perbandingan memperoleh hasil belajar melalui indra pandang dan indra dengar
sangat menonjol perbedaannya kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh
melalui indra pandang (visual), dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera
dengar (auditorial), dan 5% lagi dengan indera lainnya (kinestetik). Sementara
itu, memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang
(visual) berkisar 75%, melalui indera dengar (auditorial) sekitar 13% dan
melalui indera lainnya (termasuk dalam kinestetik) sekitar 12%.[1]
Hasil belajar merupakan gambaran tentang bagaimana siswa memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Hasil belajar merupakan output nilai yang
berbentuk angka atau huruf yang didapat siswa setelah menerima materi
pembelajaran melalui sebuah tes atau ujian yang disampaikan guru. Dari hasil
belajar tersebut guru dapat menerima informasi seberapa jauh siswa memahami
materi yang dipelajari.
Dari berbagai
uraian dan latar belakang diataslah yang menggerakkan hati penulis untuk membuat
penelitian dan menuangkannya dalam sebuah skripsi yang berjudul “ Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar
siswa pada bidang studi sejarah kebudayaan Islam ( SKI ) ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah siswa sudah mengetahui gaya
belajar dalam pengajaran sejarah Kebudayaan Islam ?
2. Adakah perbedaan gaya belajar yang
dimiliki siswa akan mengakibatkan hasil belajar yang berbeda pada bidang studi
sejarah kebudayaan Islam ?
3. Apakah kelengkapan fasilitas belajar
mempengaruhi perbedaan gaya belajar siswa ?
4. Apakah gaya belajar
dapat berpengaruh terhadap hasil belajar bidang studi sejarah kebudayaan Islam
?
5. Apakah perbedaan hasil belajar bidang
studi sejarah kebudayaan Islam dipengaruhi adanya perbedaan gaya belajar ?
6. Bagaimana gaya belajar siswa kelas VIII
di MTs. Al – Khairiyah pada bidang studi SKI?
7. Bagaimana dampak gaya belajar terhadap
hasil belajar siswa di MTs. Al – Khairiyah pada bidang studi SKI ?
8. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas IX pada bidang
studi SKI di MTs. Al – Khairiyah ?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat
keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh penyusun, maka sebagai pencegah
terhadap perluasan pembahasan, peneliti membuat batasan masalah yaitu tentang
gaya belajar siswa-siswi kelas VIII ( Delapan ) di MTs Al - Khairiyah Jakarta
yang mempengaruhi hasil belajar pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (
SKI ).
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan
diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari
sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu.
Hasil belajar yang dibahas dalam penelitian ini adalah hasil dari
proses pembelajaran yang mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotorik
dengan indikator nilai raport semester genap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tahun
pelajaran 20015 / 2016.
2. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah suatu kombinasi dari
bagaimana seseorang siswa menyerap apa yang dipelajarinya, dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi.
Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika
menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek
pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri-otak kanan,
aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap
secara abstrak dan konkret).
Gaya belajar yang dibahas dalam penelitian ini adalah gaya belajar siswa dengan indikator
pertama gaya belajar visual, belajar dengan cara melihat atau mengamati dan
mengerti baik mengenai posisi, bentuk maupun warna. Kedua gaya belajar
auditorial, dengan memiliki kepekaan terhadap pendengaran, fasih dan pandai
dalam berbicara. Ketiga gaya belajar kinestetik, peka terhadap ekspresi dan
gerakan dan yang berorientasi terhadap fisik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan
masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, Yaitu :
1. Bagaimana penerapan
gaya belajar siswa di MTs. Al –
Khairiyah ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa di
MTs. Al – Khairiyah ?
3. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar
dengan hasil belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) ?
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini antra lain :
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khazanah keilmuan dan wawasan pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya tentang
pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar sejarah kebudayaan Islam ( SKI )
siswa.
b. Dapat menjadi bahan kajian untuk
penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dapat mengetahui
gaya belajar yang baik sehingga tercapai hasil yang memuaskan.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan
pertimbangan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan
dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah khususnya dalam pembelajaran sejaraha
kebudayaan Islam.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoretis
1. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Setiap manusia yang lahir ke dunia ini selalu berbeda satu sama
lainnya. Baik bentuk fisik, tingkah laku, sifat, maupun berbagai kebiasaan
lainnya. Tidak ada satupun manusia yang memiliki bentuk fisik, tingkah laku dan
sifat yang sama walaupun kembar sekalipun. Suatu hal yang perlu kita ketahui
bersama adalah bahwa setiap manusia memiliki cara menyerap dan mengolah
informasi yang diterimanya dengan cara yang berbeda satu sama lainnya. Ini
sangat tergantung pada gaya belajarnya. “Seperti yang dijelaskan oleh Hamzah B.
Uno, “bahwa pepatah mengatakan lain ladang, lain ikannya. Lain orang, lain
pula gaya belajarnya. Peribahasa tersebut memang pas untuk menjelaskan fenomena
bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama. Termasuk apabila mereka
bersekolah disekolah yang sama atau bahkan duduk dikelas yang sama.[2]
Sedangkan menurut S. Nasution, “gaya belajar adalah cara yang
konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau
informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal.”[3]
Menurut DePorter & Hernacki, “gaya belajar merupakan suatu
kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi.”[4]
Menurut Fleming dan Mills, “gaya belajar merupakan kecenderungan
siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk
tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan
tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.”
Willing mendefinisikan, “gaya belajar sebagai kebiasaan belajar
yang disenangi oleh pembelajar. Keefe memandang gaya belajar sebagai cara
seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya.”[5]
Adapun gaya belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah cara
siswa mempelajari materi SKI yang didasarkan pada gaya belajar yang mereka
miliki yaitu: gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik.
Menurut Bobby DePorter & Mike Hernacki, gaya belajar seseorang
adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam
situasi antar pribadi.
Seluruh definisi gaya belajar di atas tampak tidak ada yang
bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara yang satu dengan yang
lainnya. Definisi-definisi gaya belajar tersebut secara subtansial tampak
saling melengkapi. Berdasarkan keterangan-keterangan di atas maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa gaya belajar yaitu suatu cara pandangan pribadi
terhadap peristiwa yang dilihat dan di alami. Oleh karena itulah pemahaman, pemikiran,
dan pandangan seorang anak dengan anak yang lain dapat berbeda, walaupun kedua
anak tersebut tumbuh pada kondisi dan lingkungan yang sama, serta mendapat
perlakuan yang sama.
b. Macam- Macam Gaya Belajar
Menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki secara umum gaya
belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar
visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.
1). Gaya Belajar
Visual
Menurut Bobbi De Porter & Mike
Hernacki yang dikutip oleh Sukadi, berdasarkan arti katanya, Gaya belajar
visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan
sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi
orang yang memiliki gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap
setiap gejala atau stimulus (rangsangan) belajar.
Orang dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi,
membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara langsung,
dan sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode dan media
belajar yang dominan mengaktifkan indera penglihatan (mata).[6]
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat
sehingga mata sangat memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual
dilakukan seseorang untuk memperolah informasi seperti melihat gambar, giagram,
peta, poster, grafik, dan sebagainya.Bisa juga dengan melihat data teks seperti
tulisan dan huruf.[7]
Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan
yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Pokoknya mudah
mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat
penglihatannya.Sebaliknya merasa sulit belajar apabila dihadapkan bahan-bahan
bentuk suara, atau gerakan.[8]
Dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
orang yang menggunakan gaya belajar visual memperoleh informasi dengan
memanfaatkan alat indera mata. Orang dengan gaya belajar visual senang mengikuti
ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara
langsung, dan sebagainya.
2). Gaya Belajar
Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar.
Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera
pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain, ia mudah
belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsangan apabila melalui alat indera
pendengaran (telinga). Orang dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan
pada kemampuannya untuk mendengar.[9]
Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinganya untuk
mencapai kesuksesan belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti ceramah,
radio, berdialog, dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga mendengarkan melalui
nada (nyanyian/lagu).[10]
Anak yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan yang
disajikan dalam bentuk suara (ceramah), begitu guru menerangkan ia cepat
menangkap bahan pelajaran, disamping itu kata dari teman (diskusi) atau suara
radio/casette ia mudah menangkapnya. Pelajaran yang disajikan dalam bentuk
tulisan, perabaan, gerakan-gerakan yang ia mengalami kesulitan.[11]
Dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
orang yang menggunakan gaya belajar Auditorial memperoleh informasi dengan memanfaatkan
alat indera telinga. Untuk mencapai kesuksesan belajar, orang yang menggunakan
gaya belajar auditorial bisa belajar dengan cara mendengar seperti ceramah,
radio, berdialog, dan berdiskusi
3). Gaya belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak,
bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera
perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah
menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan.
Misalnya, ia baru memahami makna halus apabila indera perasanya telah merasakan
benda yang halus.[12]
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa
tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara
atau penglihatan.[13]Selain
itu, belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman
belajar secara langsung.[14]
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar kinestetik memperoleh informasi dengan mengutamakan
indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Individu yang mempunyai gaya belajar
kinestetik mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau
mengambil tindakan. Selain itu dengan praktik atau pengalaman belajar secara
langsung.
c. Ciri-ciri Gaya Belajar
Pada dasarnya, dalam
diri setiap manusia terdapat tiga gaya belajar. Akan tetapi ada di antara gaya
belajar yang paling menonjol pada diri seseorang. Disini peneliti membahas tiga
ciri gaya belajar, yaitu ciri gaya belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik.
1).
Ciri-ciri gaya belajar visual :
a) Senang kerapian dan ketrampilan.
b)
Jika
berbicara cenderung lebih cepat.
c)
Ia suka
membuat perencanaan yang matang untuk jangka panjang.
d)
Sangat
teliti sampai ke hal-hal yang detail sifatnya.
e)
Mementingkan
penampilan, baik dalam berpakaian maupun presentasi.
2) Ciri-ciri gaya belajar Auditoria:
a) Saat belajar sering berbicara pada diri sendiri.
b) Mudah terganggu oleh keributan atau hiruk
pikuk disekitarnya.
c) Sering menggerakkan bibir dan mengucapkan
tulisan dibuku ketika membaca.
d) Senang membaca dengan keras dan
mendengarkan sesuatu.
e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan
nada, irama, dan warna suara dengan mudah.
3) Ciri – Ciri Gaya Belajar Kinestetik :
a) Banyak
menggunakan isyarat tubuh.
b) Menyentuh orang
untuk mendapatkan perhatian mereka.
c) Berdiri dekat
ketika berbicara dengan orang.
d) Selalu
berorientasi dengan fisik dan banyak bergerak.
e) Menghafal
dengan cara berjalan dan melihat.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi gaya
belajar
Rita Dunn, seorang pelopor dibidang gaya
belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang
mencakup faktor – faktor :
1) Fisik: seorang
murid ketika dapat belajar dengan baik saat kelasnya terang
2) Emosional:
ketika seorang murid hanya dapat belajar dengan efektif saat belajar sendiri.
3)
Sosiologis: seorang murid yang lebih baik dapat
menerima pelajaran saat dalam keadaan diskusi kelompok
4)
Lingkungan: seorang murid
yang memilih belajar dengan adanya seorang figur otoriter seperti guru atau
orang tua.
Walaupun masing – masing peneliti
menggunakan istilah yang berbeda dalam menemukan cara untuk mengatasi gaya
belajar seseorang, telah disepakati secara umum adanya 2 kategori utama tentang
bagaimana gaya murid belajar:
Pertama :
Bagaimana seorang murid menyerap informasi dengan mudah ( Modalitas )
Kedua : Cara murid mengatur dan
mengolah informasi tersebut ( dominasi otak ).
2. Hasil Belajar
a.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat di jelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya. Yaitu “ hasil ” dan “ belajar ”. Pengertian hasil ( product ) menunjukan pada suatu
perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional.[15]
Sedangkan belajar
dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang
belajar.Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar,
selain hasil belajar kognitif yang diperoleh peserta didik.
Menurut pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku tersebut akan nyata dalam seluruh
aspek tingkah laku.[16]
Menurut Morgan,
dalam buku Introduction toPsychology (1978) mengemukakan bahwa belajar
adalahsetiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.[17]
Menurut Roger, belajar adalah sebuah proses internal yang menggerakkan anak
didik agar menggunakan seluruh potensi kognitif, afektif dan psikomotoriknya
agar memiliki berbagai kapabilitas intelektual, moral, dan keterampilan
lainnya.[18]
Sedangkan menurut Piaget, belajar adalah sebuah proses interaksi anak didik
dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan dan dilakukan secara terus
menerus.[19]
Dari beberapa
pengertian belajar tersebut dapat dipaami bahwa belajar merupakan proses usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan dari interaksi
dengan lingkungannya.
Pada hakikatnya
hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.[20]
Jadi hasil belajar
pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif,
afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan
mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah
melakukan proses pembelajaran.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor intern yang berasal dari siswa tersebut, dan faktor
ekstern yang berasal dari luar diri siswa tersebut.9
Faktor dari diri siswa terutama adalah kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai siswa. Seperti yang telah dikemukakan oleh Clark, bahwa
hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%
dipengaruhi oleh lingkungan. Selain faktor kemampuan siswa, juga ada faktor
lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, serta masih banyak faktor lainnya. Adanya pengaruh dari dalam diri
siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar
adalah perubahan tingkahlaku yang diniati dan disadarinya. Siswa harus
merasakan adanya kebutuhan untuk belajar dan berprestasi.
Meskipun demikian, hasil yang dicapai masih juga
bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada diluar
dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.
Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di
sekolah adalah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya
atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
c. Aspek - Aspek Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan pendidikan. Di mana tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta
didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni: aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
1) Aspek kognitif[21]
Penggolongan tujuan ranah kognitif oleh Bloom, mengemukakan adanya
6 (enam) kelas/ tingkat yakni :
a)
Pengetahuan,
dalam hal ini siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih dari
fakta-fakta yang sederhana.
b) Pemahaman, yaitu siswa diharapkan mampu
untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara
fakta-fakta atau konsep.
c) Penggunaan / penerapan, disini siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih generalisasi/ abstraksi
tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, cara) secara tepat untuk diterapkan
dalam suatu situasi
baru dan menerapkannya secara
benar.
d)
Analisis,
merupakan kemampuan siswa untuk menganalisis hubungan atau situasi yang
kompleks atau konsep-konsep dasar.
e)
Sintesis,
merupakan kemampuan siswa untuk menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam
struktur yang baru.
f)
Evaluasi,
merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dimiliki untuk menilai suatu kasus.
Dalam proses belajar mengajar, aspek kognitif inilah yang paling
menonjol dan bisa dilihat langsung dari hasil tes. Dimana disini pendidik
dituntut untuk melaksanakan semua tujuan tersebut. Hal ini bisa dilakukan oleh
pendidik dengan cara memasukkan unsur tersebut ke dalam pertanyaan yang
diberikan. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa harus memenuhi unsur tujuan
dari segi kognitif, sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
2) Aspek afektif
Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,
penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Kratwohl, Bloom, dan Masia
mengemukakan taksonomi tujuan ranah kognitif meliputi 5 kategori yaitu
menerima, merespons, menilai, mengorganisasi, dan karakterisasi.
3) Aspek psikomotorik
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan
dengan ketrampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan
koordinasi saraf dan koordinasi badan. Kibler, Barket, dan Miles mengemukakan
taksonomi ranah psikomotorik meliputi gerakan tubuh yaang mencolok, ketepatan
gerakan yang dikoordinasikan, perangkat komunikasi nonverbal, dan kemampuan
berbicara.[22].
d. Upaya
Meningkatkan Hasil belajar
Meningkatan secara
epistemologi adalah menaikkan derajat taraf dan Sebagainya, mempertinggi,
memperhebat produksi dan sebagainya.[23]
Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas
sebagai hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui
usaha-usaha sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara
optimal. Terdapat 7 Cara bagaimana Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa :
1) Menyiapkan Fisik dan Mental Siswa
Persiapkanlah fisik dan mental siswa. Karena apabila siswa tidak
siap fisik dan mentalnya dalam belajar, maka pembelajaran akan berlangsung
sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan bisa
belajar lebih efektif dan hasil belajar akan meningkat. Semuanya di awali
dengan sebuah niat yang baik. Mulailah dengan mengajari mereka memulai dengan
baik.
2) Meningkatkan Konsentrasi
Lakukan sesuatu agar konsentrasi belajar siswa meningkat. Hal ini
tentu akan berkaitan dengan lingkungan dimana tempat mereka belajar. Kalau
disekolah pastikan tidak ada kebisingan yang membuat mereka terganggu.
Kebisingan biasanya memang faktor utama yang mengganggu jadi pihak sekolah
harus bisa mengatasinya.
Apabila siswa tidak dapat berkonsentrasi dan terganggu oleh
berbagai hal di luar kaitan dengan belajar, maka proses dan hasil belajar tidak
akan maksimal. Pengajar juga harus tahu karakter siswa masing-masing. Karena
ada juga yang lebih suka belajar dalam kondisi lain selain ketenangan.
3) Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi sangatlah penting. Ini sudah dijelaskan pada artikel cara
meningkatkan motivasi
belajar siswa. Motivasi juga merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak
akan ada keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak memiliki motivasi yang
tinggi. Pengajar dapat mengupayakan berbagai cara agar siswa menjadi
termotivasi dalam belajar. Caranya sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya.
4) Menggunakan Strategi Belajar
Pengajar bisa juga harus membantu siswa agar bisa dan terampil
menggunakan berbagai strategi belajar yang sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari. Setiap pelajaran akan memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga
strateginya juga berbeda pula.
Berikan tips agar bisa menguasai pelajaran dengan baik. Tentu
setiap pelajaran memiliki karakteristik dan kekhasannya sendiri-sendiri dan
memerlukan strategi-strategi khusus untuk mempelajarinya. Misalnya, penguasaan
belajar mata pelajaran Matematika akan berbeda dengan pelajaran Bahasa
Indonesia.
5) Belajar Sesuai Gaya Belajar
Setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda-beda satu sama lain.
Pengajar harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang memungkinkan
agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan baik. Pengajar harus bisa
memilih strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang sesuai akan sangat
berpengaruh.
Gaya belajar yang terakomodasi dengan baik juga akan meningkatkan
hasil belajar siswa, sehingga mereka dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak
mudah terganggu oleh hal-hal lain di luar kegiatan belajar yang berlangsung.
Siswa juga diajarkan untuk menerapkan strategi sendiri jika memang siswa
tersebut memilikinya.
6) Belajar Secara Menyeluruh
Maksudnya disini adalah mempelajari secara menyeluruh adalah
mempelajari semua pelajaran yang ada, tidak hanya sebagiannya saja. Perlu untuk
menekankan hal ini kepada siswa, agar mereka belajar secara menyeluruh tentang
materi yang sedang mereka pelajari. Jadi, sangat perlu bagi pengajar untuk bisa
mengajarkan kepada siswanya untuk bisa belajar secara menyeluruh.
7) Membiasakan Berbagi
Tingkat pemahaman siswa pasti lah berbeda-beda satu sama lainnya.
Nah, bagi yang sudah lebih dulu memahami pelajaran yang ada, maka siswa
tersebut di ajarkan untuk bisa berbagi dengan yang lain. Sehingga mereka
terbiasa juga mengajarkan atau berbagi ilmu dengan teman-teman yang lainnya.[24]
B.
Kerangka Berfikir
Dalam seluruh proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh peserta didik sebagai anak didik. Masing-masing peserta didik
memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan peserta didik dalam
menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Banyak peserta didik yang hasil belajarnya tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan, karena disekolah kadang seorang pendidik
tidak memperhatikan gaya belajar peserta didiknya. Maka dari itu seorang
pendidik diharapkan dapat mengenali gaya belajar yang dimiliki oleh peserta
didiknya agar dalam proses pembelajaran mereka bisa mudah memahami pelajaran
yang dijelaskan oleh pendidik, secara menyenangkan, dan bisa membuat mereka tidak
malas untuk belajar, sehingga mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran dari
penjelasan tersebut.
VARIABEL X
( Gaya Belajar )
1.
Gaya Belajar Visual :
a.
Belajar dengan cara visual.
b.
Mengerti baik mengenai posisi, bentuk maupun
warna.
2.
Gaya Belajar Audiotosial :
c.
Memiliki kepekaan terhadap pendengaran.
d.
Fasih dan pandai dalam berbicara.
3.
Gaya Belajar Kinestetik :
e.
Peka terhadap ekspresi dan gerakan
f.
Berorientasi pada Fisik.
|
VARIEBEL Y
(
Hasil Belajar )
Nilai ulangan Harian, Nilai Ujian
Semester dan Nilai Rapot Semester Genap Mata Pelajaran SKI Tahun Pelajaran
2015 / 2016
|
PENGARUH
Gaya belajar yang menjadi karakter belajar siswa, berkualitas, dan gaya
belajar yang dikehendaki untuk mendatangkan hasil belajar serta mampu
mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan
hasil belajar siswa yang baik.
|
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis dapat
diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.[25]
Dari kajian teori dan kerangka pikir di atas maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut : Terdapat pengaruh antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam ( SKI ) di MTs Al – Khairiyah Jakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan gaya belajar siswa di MTs
Al – Khairiyah Jakarta.
2. Menjelaskan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) siswa MTs Al – Khairiyah Jakarta.
3. Mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) siswa
MTs Al – Khairiyah Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
a. Letak Geografis
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al – Khairiyah yang beralamatkan Jl.
Mampang Prapatan IV Rt. 006 / 02 No. 74, Kel.Tegal Parang Kec. Mampang
Prapatan, Jakarta – Selatan, Tlp. ( 021 ) 7941228. Alasan utama dilakukan
penelitian di tempat ini adalah, karena lokasi terbilang cukup dekat dengan
tempat saya bekerja, dan mudah dijangkau, dapat menggunakan sepeda motor,
mobil, dan lain sebagainya .secara geografis MTs Al - Khairiyah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara : Gedung Madrasah Ibtidaiyah
2. Sebelah Selatan : Rumah Penduduk
3. Sebelah Timur : Rumah Penduduk
4. Sebelah Barat : Rumah Penduduk
b. Profile
Madrasah
Tabel 1. Profile MTs. Al – Khairiyah Jakarta
NO
|
Identitas Sekolah
|
|||
1
|
Nama Sekolah
|
MTs. Al - Khairiyah
|
||
2
|
N.P.S.N
|
20102656
|
||
3
|
N.S.S / N.S.M
|
212317140004
|
||
4
|
Propinsi
|
DKI Jakarta
|
||
5
|
Otonomi
|
Jakarta Selatan
|
||
6
|
Kecamatan
|
Mampang Prapatan
|
||
7
|
Desa / Kelurahan
|
Tegal / Parang
|
||
8
|
Alamat
|
Jl. Mampang Prapatan IV No. 74
|
||
9
|
Kode Pos
|
12790
|
||
10
|
Telepon
|
( 021 ) 7941228
|
||
11
|
Faksimile
|
( 021 ) 7991711
|
||
12
|
Daerah
|
Perkotaan
|
||
13
|
Status Sekolah
|
Swasta
|
||
14
|
Kelompok Sekolah
|
Terbuka
|
||
15
|
Akreditasi
|
“ A ” ( 5 Tahun )
|
||
16
|
Surat Keputusan / SK
|
KW.09.4/4/KP.08.8/3524/2005
Tanggal 03 Juni 2005
|
||
17
|
Penerbit SK
|
Kanwil Dep. Agama DKI Jakarta
|
||
18
|
Tahun Berdiri
|
Tahun 1968
|
||
19
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
Pagi dan Siang
|
||
20
|
Bangunan Sekolah
|
Milik Sendiri
|
||
21
|
Luas Bangunan
|
1533 M2
|
||
22
|
Lokasi Sekolah
|
Strategis
|
||
23
|
Jarak Kepusat Kecamatan
|
1 ( Satu ) Km
|
||
24
|
Jarak Kepusat Otoda
|
4 ( Empat ) Km
|
||
25
|
Terletak Pada Lintasan
|
Kab / Kota
|
||
26
|
Jumlah Keanggotaan Rayon / KKM
|
10 Sekolah
|
||
27
|
Organisasi Penyelenggara
|
Yayasan
|
||
DATA
YAYASAN :
|
||||
28
|
Nama Yayasan
|
Yayasan Waqfiyah Perguruan Al – Khairiyah
|
||
29
|
Pimpinan Yayasan
|
Hamdy Abdullah Musa, Lc
|
||
30
|
Alamat Yayasan
|
Jl. Mampang Prapatan IV no. 74 Jakarta Sleatan
|
||
c. Visi,
Misi dan tujuan Madrasah
1). Visi
Beriman, Bertaqwa, berbudi Luhur, Unggul, dalm Prestasi dan Istiqomah
2). Misi
1. Melatih siswa
agar tekun beribadah, tertib dan istiqomah.
2. Menumbuhkan
prilaku aktif, kreatif dan menyenangkan dalam membina hubungan harmonis antara
warga madrasah.
3. Bekerja sama,
tertib berbicara, tertib berpakaian dan berpendapat
4. Menjadikan
lembaga yang mandiri, bertanggung jawab dan mengamalkan akhlak Islami.
5. Membina sikap
dan prilaku kehidupan yang sesuai dengan
norma – norma agama Islam.
6. Menciptakan
keluarga beriman, bertaqwa, terampil, cerdas, dan siap hidup dalam masyarakat.
d. Keadaan
Guru
Tabel 2. Jumlah Guru dan
Karyawan MTs. Al – kahiriyah
No
|
Nama Guru
|
Keterangan
|
1
|
Ummi A njariyah M. pd
|
Kepala Sekolah
|
2
|
Alfi Rusdiawati S.Ag
|
Wakil Kepala Sekolah
|
3
|
Akram S.Pd
|
Waka Bid. Kesiswaan
|
4
|
Dra. Eni Maryani
|
Waka Bid. Sarana & Prasarana
|
5
|
Dra Hj. Himlah
|
Tenaga Pendidik
|
6
|
Drs. Khairuddin
|
Tenaga Pendidik
|
7
|
Hj. Khalifah Tabrani
|
Tenaga Pendidik
|
8
|
Hj. Rusdah S.Pd
|
Tenaga Pendidik
|
9
|
A.
Hidayat S.Pd, M.si
|
Tenaga Pendidik
|
10
|
Tugino
|
Tenaga Pendidik
|
11
|
Ria Chairiyah S.Pd
|
Tenaga Pendidik
|
12
|
Hj. Cholilah S.Pdi
|
Tenaga Pendidik
|
13
|
Iwan Syafe’I S.Pd
|
Tenaga Pendidik
|
14
|
H. Syamsul bahri S.Ag
|
Waka Bid. Kesiswaan
|
15
|
Hj. Nurmilah S.Pdi
|
Tenaga Pendidik
|
16
|
Siti Makbullah S.Pdi
|
Tenaga Pendidik
|
17
|
Bustomi
|
Tenaga Pendidik
|
18
|
Nur Qomariah S.Kom
|
Tenaga Pendidik
|
19
|
Fifit Fitriyah S. Pd
|
Tenaga Pendidik
|
20
|
Selly Revianty S. Pd
|
Tenaga Pendidik
|
21
|
Syaeful bariyah SE
|
Tenaga Pendidik
|
22
|
Mardani S.Sos
|
Tenaga Pendidik
|
23
|
Ihsan S.Pd
|
Tenaga Pendidik
|
24
|
Hj. Nurhayati S.Ag
|
Tenaga Pendidik
|
25
|
Roni Imanuddin S.Th.I
|
Tenaga Pendidik
|
26
|
Ali Ma’sum M.Ed
|
Tenaga Pendidik
|
27
|
Yana S.Pd
|
Tenaga Pendidik
|
Sumber : Tata Usaha MTs. Al – khairiyah 2015
e. Keadaan
Siswa
Data Jumlah siswa MTs Al - Khairiyah
Jakarta pada tahun ajaran 2015 - 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Data Siswa MTs. Al – Khairiyah Jakaarta
tahun Ajaran 2015 / 2016
No
|
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
1
|
7.A
|
39
|
2
|
7.B
|
38
|
3
|
7.C
|
39
|
4
|
7.D
|
38
|
5
|
8.A
|
36
|
6
|
8.B
|
35
|
7
|
8.C
|
36
|
8
|
8.D
|
36
|
9
|
9.A
|
31
|
10
|
9.B
|
30
|
11
|
9.C
|
30
|
12
|
9.D
|
30
|
Sumber : Tata Usaha MTs. Al – khairiyah 2015
f. Sarana
dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang terdapat di MTs
Al – Khairiyah Jakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Data Sarana
dan Prasarana MTs. Al – Kahiriyah Jakarta
No
|
Fasilitas
|
Jenis
|
Jumlah
|
Keadaan
|
1
|
Ruangan
|
Ruang Guru
|
1 Ruang
|
Baik
|
Ruang Tata Usaha
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang Kelas
|
12 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang Administrasi
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang Perpustakaan
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang Penyimpanan Olahraga
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang OSIS
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Mushola/UKS
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Laboratorium
|
3 Ruang
|
Baik
|
||
Mushola
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Kantin
|
2 Ruang
|
Baik
|
||
Toilet Siswa
|
4 Ruang
|
Baik
|
||
Toilet Guru
|
4 Ruang
|
Baik
|
||
Gudang
|
1 Ruang
|
cukup
|
||
-
|
Cukup
|
|||
2
|
Kelengkapan
di keseluruhan kelas
|
Meja / Kursi Murid
|
144 meja
144 kursi
|
Baik
|
Meja / Kursi Guru
|
12 meja
12 kursi
|
Baik
|
||
Papan Tulis
|
12 buah
|
Baik
|
||
Kipas Angin
|
12 buah
|
Baik
|
||
Gambar Presiden/wakil presiden
|
24 buah
|
Baik
|
||
Papan Statistik Siswa
|
12 buah
|
Baik
|
||
Jam dinding
|
12 buah
|
Baik
|
||
Buku Agenda Guru
|
12 buah
|
Baik
|
||
Jadwal piket kelas
|
12 buah
|
Baik
|
||
Absensi Shalat Pribadi
|
√
|
Setiap
siswa
|
||
3
|
Perpustakaan
|
Rak
buku
|
4 unit
|
Baik
|
Satu set meja ruangan
|
1 unit
|
Baik
|
||
Satu set meja komputer
|
1 unit
|
Baik
|
||
Satu set meja pengawas
|
1 unit
|
Baik
|
||
Alat – alat kebersihan
|
1 set
|
Baik
|
||
Kipas angin
|
1 unit
|
Baik
|
||
Peta dunia
|
1 unit
|
Baik
|
||
1 set meja audio visual
|
1 set
|
Baik
|
||
4
|
Laboratorium
|
Laboratorium komputer
|
1 ruang
|
Baik
|
Laboratorium
IPA
|
1 ruang
|
cukup
|
||
Komputer
|
40 unit
|
Baik
|
||
5
|
Sarana
Dan Prasarana Olahraga
|
Lapangan Olahraga
|
2 Lahan
|
Sangat
Baik
|
Alat – alat Olahraga
|
Semua jenis
|
Sangat
Baik
|
||
Tiang bendera
|
1 tiang
|
Baik
|
||
6
|
Fasiltas
Lainnya
|
Mading
|
1 unit
|
Baik
|
2. Waktu Penelitian
Penelitian belangsung selama 5 ( Lima ) bulan yaitu mulai April 2016 hingga
bulan Agustus 2016 dengan
kegiatan-kegiatan penelitian sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
Pelaksanaan
|
|||||||||||||||||||||
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
|
Penyusunan Proposal
|
||||||||||||||||||||||
2
|
Seminar Proposal
|
||||||||||||||||||||||
3
|
Penyusunan Deskripsi Teoretis
|
||||||||||||||||||||||
4
|
Observasi Lokasi
Penelitian
|
||||||||||||||||||||||
5
|
Penyusunan Instrument
|
||||||||||||||||||||||
6
|
Penyebaran Angket
|
||||||||||||||||||||||
7
|
Pengelolaan dan Analisis Data
|
||||||||||||||||||||||
8
|
Penyusunan Laporan Penelitian
|
||||||||||||||||||||||
9
|
Pengesahan Laporan
|
||||||||||||||||||||||
Tabel
5. Kegiatan Penelitian
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.[26] Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu satu
variabel bebas (Independent Variable)
dan satu variabel terikat (Dependent
Variable).
Menurut Sugiyono, “variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Sedangkan variabel terikat (Dependent
Variable) merupakan varia bel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat,karena adanya variabel bebas”[27]
Dalam peneltian ini ada dua variabel yaitu
:
a) Variabel terikat yaitu Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran SKI (Y)
b) Variabel bebas yaitu Gaya Belajar Siswa (X)
D. Metode Penelitian
Penelitian tentang pengaruh gaya belajar terhadap Hasil belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) siswa kelas IX di di MTs Al - Khairiyah Tahun Pelajaran 2016 / 2017 termasuk penelitian deskriptif atau ex-post facto. Secara harfiah, expost Facto berarti “sesudah fakta” karena sebab yang diselidiki sudah berpengaruh pada variable lain. Kerlinger (1993) Mendefinisikan penelitian ex-post facto sebagai penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variable-variable bebas karena manifestasikan sudah terjadi atau variabel-variable tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi.[28]
Eksplanasinya tergolong penelitian deskriptif korelasional dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian
deskriptif korelasi karena
penelitian ini akan mencari kontribusi
antara satu variabel dengan variabel lain
yaitu variabel gaya belajar terhadap
variabel hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam. Menggunakan pendekatan kuantitatif karena variabel bebas dan
variabel terikat diukur
dalam bentuk angka-angka, kemudian dicari
ada tidaknya kontribusi antara
kedua variabel tersebut
dan dikemukakan seberapa besar kontribusinya.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah himpunan semua individu yang dapat (atau yang mungkin akan)
memberikan data dan informasi untuk suatu penelitian.[29]
Populasi terjangkau
dalam penelitian ini adalah seluruh hasil
belajar siswa kelas VIII Mata Pelajaran SKI di MTs Al
- Khairiyah Tahun Pelajaran 2015 / 2016 yang berjumlah 143 siswa. Mengingat populasi sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti
membatasi populasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut Nana
Sudjana dan Ibrahim, “ Pembatasan populasi dilakukan dengan membedakan populasi
target ( target population ) dan
populasi terjangkau ( Accessible
Population ). Berdasarkan pendapat tersebut, maka :
Populasi Target : Seluruh siswa MTs Al – Khairiyah Jakarta Sebanyak
418 orang.
Populasi Terjangkau Dalam Penelitian ini :
Siswa kelas VIII MTs Al – Khairiyah Jakarta yang
terdiri dari 4 kelas yaitu kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C, dan VIII-D yang berjumlah 143 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah himpunan bagian (sub set) dari sebuah
populasi tertentu.[30]
Teknik sampling dalam
penelitian ini adalah simple
random sampling, yaitu “ Metode penarikan dari sebuah populasi atau
semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi
memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil ” atau suatu tipe
sampling probabilitas, dimana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan
keempatan yang sama kepada kepada semua anggota populasi untu ditetapkan
sebagai anggota sampel ”.
“dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota
sampel dari populasi
dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu”. Ukuran sampel
dari populasi ditentukan dengan menggunakan rumus yang dikembangkan dari Slovin yaitu :
Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 5%.
Dengan
jumlah populasi = 143,
tingkat kesalahan = 5%, maka
ukuran sampel yang mewakili adalah : 105 Responden
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan akan sangat menentukan baik
buruknya hasil penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan reliabel. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Angket
“Kuesioner (angket) merupakan cara
menghimpun data yang dilakukan dengan serangkaian daftar pertanyaan/pernyataan
yang disusun secara sistematis, yang harus diisi responden.[31] Jenis angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih.
Skala instrumen yang digunakan dalam pengambilan
data dengan angket ini adalah Rating
Scale ( Skala Rating ). Skala Rating adalah salah satu alat untuk
memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat / ciri –
ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.
Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan terhadap
pelaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasi sosial
dengan orang itu selama periode waktu tertentu. [32]
Jawaban setiap item dalam instrumen yang
menggunakan skala rating berupa checklist
dan diuraikan secara lebih terperinci, dengan menggunakan kata – kata
Selalu ( SL ), Sering ( SR ), Kadang – kadang ( KK ), dan Tidak Pernah ( TP ).
Tabel 2. Skala Rating
Alternatif Jawaban
|
SL
|
SR
|
KK
|
TP
|
Skor
|
4
|
3
|
2
|
1
|
2. Metode Dokumentasi
Suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, suara, maupun gambar.[33]
Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar Mata
Pelajaran SKI siswa yang diambil dari nilai ulangan harian, Ujian Akhir Semester
( UAS ) dan Rapot semester genap tahun pelajaran 2015 / 2016. Siswa kelas VIII Mata Pelajaran SKI MTs. Al - Khairiyah Jakarta.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah
proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di
interprestasikan. Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dilakukan untuk mencari korelasi
antara dua variabel. Adapun data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian
ini akan diolah dengan teknik analisis data sebagai berikut :
1. Data Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan mendeskriptifkan data tentang gaya belajar dan hasil
belajar siswa, sehingga data daat disajikan dengan bentuk histogram.
2. Uji persyaratan analisis data
Untuk menguji persyaratan analisis data, dalam penelitian ini digunakan uji
normalitas, uji linearitas, dan regresi data dengan rumus sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas
dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Dalam
penelitian ini menggunakan uji normalitas data dengan uji lilliefors.
b. Linearitas
Pemeriksaan
kelinearan dilakukan melalui pengujian hipotesis nol. Bahwa linear melawan
hipotesis tandingan bahwa ridak linear, yaitu dengan koefisien regresi
sederhana dan uji keberartian regresi.
c. Regresi
Regresi adalah jenis uji
statistik yang dipakai untuk melihat daya prediksi variabel independen ( Prediktor ) terhadap variabel dependen (
Kriterium ). Dengan persamaan regresi
: Ŷ = a + bX.
3, Pengujian Hipotesis
a. Korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, statistik yang digunakan
adalah korelasi Product
Moment dengan rumus sebagai berikut :
b. Koefisiensi Determinasi
Untuk mengetahui berapa
besar sumbangan variabel Gaya Belajar ( Variabel X ) dengan hasil Belajar Siswa
( Variabel Y ) menggunakan rumus D = ( rxy )2 x
100 %.
c.
Signifikansi Korelasi
Untuk
menguji signifikan atau tidak signifikannya korelasi antara dua Variabel X dan
Y, maka akan diuji menggunakan rumus :
I. Hipotesis Statistik
Adapun rumusan
hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0 : β = 0 à Tidak Terdapat pengaruh antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) di MTs Al – Khairiyah Jakarta.
H1 :β ≠ 0 à Terdapat pengaruh antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam ( SKI ) di MTs Al – Khairiyah Jakarta.
a. Signifikan Regresi
H0
: β < 0 à Regresi Non Signifikan
H1
: β > 0 à Regresi Signifikan
b. Linearitas Regresi
Ŷ = a + bX. à Regresi Linier
Ŷ > a + bX. à Regresi Non Linier
Kriteria :
Regresi : Terima H0, jika Fh < Ftabel
pada (1,n-2) α 5%
Tolak H0 jika Fh
> F Fta bel pada (1,n-2) α 5%
Linearitas : Terima H0, jika Fh < Ftabel pada
(k-2,n-k) α 5%
Tolak H0, jika Fh > Ftabel pada
(k-2,n-k) α 5
[1]Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008 ), h. 9.
[2]Hamzah B. Uno, Orientasi baru dalam
psikologi pembelajaran, h. 180.
[3]S.
Nasition,Berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar, h. 94.
[4]Bobby DePorter dan
Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan
, h. 110.
[5]Minarti, “Pengertian Gaya Belajar
& Macam-macam Gaya Belajar” dalam http:// minarti
rahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-gaya-belajar-berbagai-macam.html, diakses
19 April 2014
[6]Bobby DePorter dan
Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan,
h. 112.
[7]Nini Subini,Mengatasi
Kesulitan Belajar Pada Anak, (Jogjakarta: Javalitera, 2012), h.118.
[8]Abu ahmadi dan Widodo
Supriyono, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008 ), h. 84-85.
[9] Sukadi, Progressive Learning, h.98.
[10] Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar
Pada Anak, h. 119.
[11] Abu ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi
Belajar, h. 85.
[12] Sukadi,
Progressive Learning, h.100.
[13] Abu ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi
Belajar, h. 85.
[14] Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar
Pada Anak, h. 119.
[15] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), h. 44.
[16] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2.
[17] Ngalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 84.
[19] Abudin Nata, Perspektif Islam,
h. 99.
[20] Mulyono Abdurrahman, Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003 ), hh.
37-38.
[21] Dimyati, Mudjiono, Belajar dan
Pembelajaran, hh. 202-204
[22] Dimyati, Mudjiono, Belajar dan
Pembelajaran, hh, 205-208
[23] Peter salim dan
yeni salim, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer (Jakarta : Modern Press, 1995), h, 160
[24] Ilawati, cara meningkatkan hasil
belajar, diakses pada hari senin, 2 agustus 2016 di http://www.ilawati-apt.com/cara-meningkatkan-hasil-belajar.
[25]Idrus Alwi, Metodelogi Penelitian
Pendidikan, (Jakarta: Saraz Publishing, 2013) h.75
[26]Sugiono, Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h.60
[27]Ibid, h. 61
[28] Idrus
Alwi h. 89
[29] Ibid, h. 95
[30] ibid
[31] Ibid, h. 111
[32] Ibid, h 108
[33] Idrus Alwi, h.
Comments
Post a Comment
Jangan lupa komentar yaaa !!!