Pengaruh metode Quantum Teaching terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya manusia yang hidup di dunia ini membutuhkan
pendidikan. Pendidikan ialah sebuah proses pembelajaran dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah
laku sesuai dengan kebutuhan.[1]
Melalui pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia yang berkualitas yang akan
mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional.
Menurut
Undang–Undang No 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Bab I pasal (1):
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sendiri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.[2]
Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu
sekolah dipengaruhi oleh faktor. Faktor – faktor yang dimaksud misalnya guru,
siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain, faktor guru dan siswa
merupakan faktor penting.
Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pembelajaran.
Setiap pendidik menginginkan peserta didiknya memperoleh hasil yang baik dalam
proses pembelajaran.
Namun
untuk mencapai hal itu bukanlah suatu hal yang mudah, karena keberhasilan
belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, Faktor internal
(faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani
seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan, minat dan sebagainya. Faktor
eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti kebersihan
rumah, udara, lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru, media, sarana dan
prasarana belajar. Faktor pendekatan yakni, jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi pembelajaran.[3]
Salah satu dari faktor internal yang paling berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar siswa adalah minat belajar, karena apabila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik
sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan
mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat
siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat juga pada dasarnya penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat di
ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas.[4]
Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak
mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seseorang siswa memiliki rasa
ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Fungsi minat bagi
kehidupan anak, salah satunya yaitu minat sebagai pendorong tenaga yang kuat serta
prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minatnya.
Dengan minat belajar yang tinggi siswa dapat memperoleh pengetahuan
dan wawasan serta hasil belajar yang baik. Dalam pembelajaran guru harus
melihat kondisi siswa, karena kondisi siswa sangat penting untuk diperhatikan.
Kondisi siswa yang sangat penting adalah bagaimana minatnya dalam mata
pelajaran. Siswa yang berminat akan lebih perhatian dan akan lebih ingin tahu
terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dijelaskan bahwa siswa yang
memiliki minat dalam belajar dengan siswa yang tidak memiliki minat akan
terdapat perbedaan. Dimana perbedaan tersebut dapat dilihat dari ketekunan
belajar serta prestasi yang diperoleh siswa. Begitu pula dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam, prestasi belajar pendidikan agama Islam dapat diraih
apabila guru mampu membangkitkan minat belajar siswa. Namun saat ini hal itu
belum mampu terlaksana dikarenakan pendidikan agama Islam masih banyak
diselimuti problematika-problematika dalam pembelajaran. Seperti halnya yang
sering kita jumpai salah satu problematika dalam pembelajaran pendidikan agama
Islam adalah penerapan metode yang kurang tepat dan kurang bervariatif.
Pendidikan Islam merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membentuk
manusia muslim yang mempunyai karakter kepribadian Islami. Memiliki kemampuan
dalam menghadapi tantangan jaman, dan bermakna bagi dirinya sendiri, orang lain
dan lingkungan. Sehingga dapat terwujud manusia sebagai makhluk yang mempunyai
kelebihan dari makhluk lain sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Israa’
ayat 70 sebagai berikut:
Artinya :
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.”[5]
Dalam pendidikan agama islam, metode pembelajaran yang masih sering
digunakan adalah metode ceramah. Dimana guru menerangkan, siswa mendengarkan
apa yang disampaikan guru hingga proses belajar mengajar berakhir tanpa ada
kesempatan untuk mengembangkan daya kreatifitas yang dimiliki siswa. Untuk
memperbaiki mutu dan kualitas pembelajaran yang membosankan, maka pada
pelaksanaannya dapat menerapkan berbagai model pembelajaran. Salah satunya
adalah melalui model Quantum Teaching.
Strategi pembelajaran Quantum
Teaching adalah strategi pembelajaran yang berfokus pada proses dan siswa.
Interaksi antara guru dan siswa serta proses pembelajaran yang tercipta berpengaruh
besar terhadap afektivitas dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran.[6] Quantum
Teaching berfokus pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas dengan
interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
Model Quantum
teaching merupakan pembelajaran yang berlangsung secara meriah dengan
segala suasananya. Pembelajaran ini berpusat pada siswa, dengan metode
pembelajaran yang menyenangkan. Pemakaian berbagai alat bantu seperti penataan
bangku yang berbeda-beda, dan musik mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menarik minat siswa untuk terus mengikuti pembelajaran.[7]
Quantum Teaching tipe TANDUR memiliki perancangan pengajaran
sebagai berikut: pertama tumbuhkan, kedua alami, ketiga namai, keempat
demonstrasikan, kelima ulangi, keenam rayakan. Jika layak dipelajari, maka
layak pula dirayakan.[8]”
Dengan demikian pembelajaran pada mata pelajaran fiqih khususnya untuk
menumbahkan minat belajar siswa dengan model pembelajaran Quantum Teaching
tipe TANDUR akan membuat siswa MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta lebih termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran sehingga diharapkan hasil belajar pelajaran fiqih
akan meningkat.
Dengan menggunakan metode Quantum Teaching diharapkan agar
sistem pembelajaran pendidikan Islam dapat berjalan lebih afektif dan sesuai
dengan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa, ini lah
yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui
bagaimana penggunaan metode Quantum Teaching terhadap minat belajar
siswa . Berdasarkan uraian di atas penulis akan menuangkan dalam skripsi ini
yang berjudul : “PENGARUH METODE QUANTUM TEACHING TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah terurai di atas, maka dapat
ditemukan beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana
penerapan metode Quantum Teaching pada mata pelajaran fiqih di MA Al –
Wathoniyah 14 Jakarta?
2.
Faktor – faktor apa yang mempengaruhi
minat belajar siswa di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta?
3.
Apakah penggunaan metode Quantum
Teaching pada mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta dapat berjalan afektif?
4.
Bagaimana
minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta?
5.
Bagaimana
pengaruh metode pembelajaran sehingga meningkatkan minat belajar siswa dalam
mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta?
6.
Apa saja
faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di
MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta?
7.
Apakah
terdapat peningkatan minat belajar siswa setelah penerapan metode Quantum
Teaching pada mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta?
8.
Apakah terdapat pengaruh metode Quantum
Teaching terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih
di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta?
C. Pembatasan Masalah
Dalam pelaksanaan penelitian agar lebih fokus dan terarah, dengan
adanya masalah-masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka tidak mungkin
dibahas dengan keseluruhan. Pembatasan penelitian ini hanya dibatasi pada
deskripsi tentang pengaruh metode Quantum Teaching terhadap minat
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di
MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta. Agar tidak terjadi kesalahan dalam
memahami permasalahan penelitian ini, maka perlu diberi batasan terhadap
variabel penelitian sebagai berikut:
1. Metode Quantum
Teaching
Metode Quantum Teaching adalah metode strategi pembelajaran
yang berfokus pada proses dan siswa. Dalam penelitian ini difokuskan pada kerja
proses pembelajaran yang tercipta berpengaruh besar terhadap efektivitas dan
antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran. Metode Quantum teaching
dapat berjalan dengan benar dan berhasil, maka perlu adanya tahapan yang
dikenal sebagai kerangka rancangan Quantum Teaching TANDUR. Dengan
indikator tersebut maka diharapkan siswa dapat memahami mata pelajaran fiqih
yang akan disampaikan oleh pendidik.
2. Minat belajar
Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu pelajaran. Minat belajar yang diangkat dalam penelitian ini adalah
hasil dari proses pembelajaran yang mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik
dengan indikator pengalaman belajar, sikap emosional, pokok pimbicaraan, dan
jenis buku bacaan. Dengan indikator tersebut dapat diketahui apakah terdapat
minat siswa, atau tidak didalam belajar.
D. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode Quantum
Teaching terhadap pembelajaran mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta ?
2. Bagaimana keadaan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih MA
Al – Wathoniyah 14 Jakarta ?
3. Apakah terdapat pengaruh metode Quantum
Teaching terhadap minat belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah
14 Jakarta ?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat, baik manfaat teoretis maupun
manfaat praktis.
1.
Manfaat Teoretis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan di bidang pendidikan
khususnya yang berkaitan dengan penggunaan metode Quantum Teaching guna
untuk meningkatkan minat belajar siswa yang berkaitan dengan pembelajaran
fiqih.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk:
a.
Siswa
Untuk menumbuhkan minat belajar siswa
dengan menggunakan metode Quantum Teaching guna meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan metode tersebut, siswa dapat aktif dalam belajar dimana
pun tempatnya, sehingga diharapkan mereka dapat meningkatkan rasa ingin tahunya
terhadapat pelajaran.
b. Guru
Sebagai bahan acuan untuk menggunakan
metode pembelajaran dan strategi pembelajaran yang aktif. Dengan menumbuhkan
minat belajar siswa, sehingga guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan kondusif dan baik.
c. Peneliti
lain
Penelitian ini diharapkan bermanfaat
untuk memberikan solusi dalam meningkatkan minat belajar siswa, pada mata
pelajaran fiqih dan memberikan motivasi kepada peneliti lain yang melakukan
penelitian sejenis yang lebih luas dan mendalam.
BAB II
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teoretis
1. Metode Quantum Teaching
a. Pengertian Metode Quantum Teaching
Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu "Quantum"
yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dan "Teaching"
yang berarti mengajar. Dengan demikian maka Quantum Teaching adalah
orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen
belajar.[9]
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang dapat
mempengaruhi kesuksesan siswa didalam belajar.
Quantum
Teaching merangkaikan yang
paling baik dari yang terbaik menjadi paket multisensori, multikecerdasan, dan
kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk
mengilhami, dan kemampuan murid untukberprestasi. Sebagai sebuah pendekatan
belajar yang segar, mengalir, praktis dan mudah diterapkan.[10]
Quantum teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang
kurikulum, menyampaikan isi dan
memudahkan proses belajar. Quantum adalah interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya.[11]
Quantum Teaching adalah bermacam-macam interaksi yang ada dalam momen
belajar. Interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi
cahaya.
Berdasarkan hasil definisi pakar di atas, maka dapat disimpulkan Quantum
Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum
Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar.
b. Langkah-langkah Metode Quantum
Teaching
Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar
model Quantum Teaching dapat dilaksanakan dengan baik adalah:
1) Perencanaan
Hal yang dilakukan
adalah:
a)
Merumuskan
tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat
ditempuh setelah model Quantum Teaching berakhir.
b)
Menetapkan
garis-garis besar langkah-langkah Quantum Teaching yang akan
dilaksanakan.
c)
Memperhitungkan
waktu yang dibutuhkan.
d)
Selama
metode berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:
i.
Keterangan-keterangannya
dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik.
ii.
Semua
media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap peserta
didik dapat melihat.
iii.
Peserta
didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.
e)
Menetapkan
rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.
2) Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu
dilakukan adalah:
a)
Memeriksa
hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.
b)
Memulai Quantum
Teaching dengan menarik perhatian peserta didik.
c)
Mengingat
pokok-pokok materi yang akan di Quantum Teachingkan agar model Quantum
Teaching mencapai sasaran.
d)
Memperhatikan
keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti model Quantum Teaching
dengan baik.
e)
Menghindari
ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang
harmonis.[12]
3) Evaluasi
Sebagai tindak
lanjut setelah diadakannya model Quantum Teaching sering diiringi dengan
kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian
tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih
lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi terhadap model Quantum
Teaching yang dilakukan, apakah sudah berjalan afektif sesuai dengan yang
diharapkan.[13]
c. Kerangka Rancangan Belajar Quantum
Teaching
Agar proses pembelajaran dengan model Quantum Teaching ini
dapat benar-benar sedinamis mungkin. Maka, perlu melalui tahap-tahapan di bawah
ini yang sering dikenal sebagai kerangka rancangan Quantum Teaching
TANDUR yaitu :
1) Tumbuhkan
Pada langkah ini guru harus menumbuhkan
motivasi dan semangat belajar siswa. Dan memberi tahu siswa bahwa merekalah
yang bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri, mengaitkan pelajaran
dengan masa depan dan berguna dalam dunia nyata. Sehingga mereka tahu apa
manfaat dari apa yang sedang mereka pelajari bagi diri mereka biasanya dikenal
dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).
2) Alami
Guru memberikan pengalaman kepada siswa
dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman
membangun keingintahuan siswa dan dapat menciptakan beberapa pertanyaan dalam
benak mereka. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan informasi untuk
memaknai pengalaman tersebut. Informasi ini membuat yang abstrak menjadi
konkrit.
3) Namai
Setelah membuat siswa penasaran, penuh
pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka penamaan dapat memuaskan
keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan
identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan informasi,
fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru menyediakan kata kunci,
konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan.
4) Demonstrasi
Guru diharapkan dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Guru memberikan
peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam
pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka serta mampu memperagakan
tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan yang baru saja mereka miliki.
5) Ulangi
Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan
pengetahuan baru mereka kepada orang lain. Tentunya, dengan menggunakan cara
yang berbeda dari asalnya. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan
rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya menunjukan pelajar cara-cara
mengulang materi yang telah dibahas.
6) Rayakan
Pada langkah terakhir ini, saatnya untuk
memberikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan
perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa.
Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain
tepuk, pesta kelas.[14]
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Quantum
Teaching
1) Kelebihan model Quantum Teaching
a) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih
jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme.
b) Siswa lebih mudah memahami apa yang
dipelajari.
c) Proses pengajaran lebih menarik.
d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
2) Kekurangan metode Quantum Teaching
a) Memerlukan keterampilan guru secara
khusus.
b) Memerlukan waktu yang banyak.
c) Memerlukan kematangan dalam perancangan
atau persiapan.
d) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat
pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk menggunakan model Quantum
Teaching.[15]
2. Minat belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan
beberapa aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas dia
akan memperhatikan secara sungguh-sungguh tanpa ada yang menyuruh. Minat tidak
hanya diekspresikan melalui pernyataan tetapi dapat juga diimplementasikan
melalui partisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya dorongan
atau sesuatu yang menggerakkan. Demikian pula dengan perkembangan minat siswa
ditingkat madrasah aliyah memerlukan metode-metode pembelajaran yang dapat
membangkitkan pemahaman siswa. Berikut ini paparan tentang pengertian minat
yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut :
1) Eddy Soewardi Kartawidjaja, minat menurut
ensiklopedi pendidikan adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima
sesuatu dari luar.[16]
2) Decroly, minat adalah pernyataan suatu
kebutuhan yang tidak terpenuhi kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak
memberi kepuasan kepada suatu instink.[17]
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan minat adalah
kegairahan atau keinginan yang terdapat dalam diri seseorang yang mengarahkan
aktifitas untuk mencapai tujuan, dan kesedian jiwa yang sifatnya aktif untuk
menerima sesuatu dari luar agar mendapat kepuasan.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Agar minat belajar pada diri siswa dapat berjalan dengan baik, maka
terdapat faktor – faktornya yaitu:
1) Drive determinant, dorongan untuk
mempertahankan hidup.
2) Dorongan keadaan, keadaan yang ditimbulkan
oleh dorongan determinant diatas.
3) Kegiatan mencapai tujuan.
4) Tercapainya tujuan oleh individu.
5) Mengendurnya dorongannya karena tujuan
telah tercapai.
6) Efek mengendurnya dorongan semula karena
munculnya dorongan lain yang baru, menghendaki pemuasnya.[18]
Minat dan pengalaman belajar adalah masalah pribadi. Seseorang
tidak dapat memindahkan minatnya pada orang lain atau memindahkan hasil
belajarnya kepada pihak lain. Diri sendirilah yang mampu memotivasi dan
merangsang aktifitas belajarnya.
Manusia bukan hanya makhluk biologis seperti halnya dengan hewan.
Manusia adalah makhluk sosial dan budaya jelaslah kiranya bahwa belajar sangat
penting bagi kehidupan seorang manusia dan juga mengerti pula kita sekarang
mengapa anak (manusia) membutuhkan waktu yang lama untuk belajar sehingga
menjadi manusia dewasa. Manusia selalu dan senantiasa belajar dimanapun berada.
c. Fungsi Minat Dalam Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar
siswa, salah satunya adalah minat. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
belajar siswa dalam bidang studi tertentu.[19]
Minat juga merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan, sebab
hal itu merupakan sumber dari usaha peserta didik.[20]
Minat berperan sebagai “motivating force” yaitu sebagai
kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya
senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar.[21]
Pada
setiap manusia, minat memegang peranan penting dalam kehidupannya dan mempunyai
dampak yang besar atas perilaku dan sikap, minat menjadi sumber motivasi yang
kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu
bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.[22]
Siswa akan merasa senang dalam mengikuti mata pelajaran yang mereka
senangi sehingga siswa merasa terdorong dan terus berusaha untuk mencapai hasil
yang memuaskan sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Dengan adanya minat pada diri peserta didik, maka proses
pembelajaran akan berjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.
Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa atau tidak diminati siswa, maka siswa yang
bersangkutan tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak adanya daya tarik
baginya. Sebaliknya bahan pelajaran yang diminati siswa, akan lebih mudah
dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa karena minat dapat menambah
kegiatan belajar.[23]
d. Beberapa Indikator Minat
Ada beberapa indikator-indikator minat belajar siswa sebagai berikut:
1) Pengalaman belajar, Pengalaman yang
dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran tersebut baik seperti prestasi
belajar.
2) Mempunyai sikap emosional yang tinggi,
Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai sikap emosional yang tinggi
misalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran, selalu mengerjakan pekerjaan
rumah dengan baik.
3) Pokok pembicaraan, Apa yang dibicarakan
(didiskusikan) anak dengan orang dewasa
atau teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa
kuatnya minat tersebut. Jadi, artinya dalam berdiskusi anak tersebut akan
antusias semangat dan berprestasi.
4) Buku bacaan (buku yang dibaca), Biasanya
siswa atau anak jika diberi kebebasan untuk memilih buku bacaan tertentu siswa
itu akan memilih buku bacaan yang menarik dan sesuai dengan bakat dan minatnya.
5) Pertanyaan, Bila pada saat proses belajar
mengajar berlangsung siswa selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut
sesuai dengan materi yang diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki
minat yang besar terhadap pelajaran tersebut.[24]
B. Kerangka Berfikir
Metode Quantum Teaching merupaka strategi pembelajaran yang
bertujuan mampu mendorong siswa agar lebih aktif dalam proses belajarnya,
sehingga guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan tahap–tahapan kerangka
belajar yang disebut rancangan Quantum Teaching TANDUR agar siswa dapat
menangkap pelajaran lebih cepat dan mudah oleh siswanya.
Minat belajar sangat penting ada pada diri siswa, karena dengan
adanya minat siswa dapat belajar dengan bersungguh–sungguh dan memperhatikan
guru dalam proses belajar mengajar, ditandai dengan adanya perubahan–perubahan
pada diri siswa yang terkait dengan pembelajaran yang mencakup ranah afektif,
kognitif, dan psikomotorik dengan indikator minat belajar dalam menangkap mata
pelajaran.
Apabila pendidik mampu menerapkan metode Quantum Teaching dengan
baik dan benar, sehingga menimbulkan minat siswa terlihat dengan rajin
mengerjakan tugas, aktif bertanya, dan memperoleh hasil yang baik.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat disusun peta
konsep sebagai berikut :
Variabel X
(Metode Quantum Teaching)
|
1.
Tumbuhkan
2.
Alami
3.
Namai
4.
Demontrasikan
5.
Ulangi
6.
Rayakan
|
Variabel Y
(Minat Belajar)
|
1.
Pengalaman belajar
2.
Sikap emosional
3.
Pokok pembicaraan
4.
Jenis buku bacaan
|
Berpengaruh dengan minat belajar siswa
|
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang
diteliti. Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di
lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap
paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.[25]
Dari kajian teori di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
Ho: Tidak terdapat pengaruh
Metode Quantum Teaching terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MA Al –
Wathoniyah 14 Jakarta.
Ha: Terdapat pengaruh Metode Quantum
Teaching terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MA Al –
Wathoniyah 14 Jakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan penerapan metode Quantum
Teaching dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14
Jakarta.
2. Mengetahui minat belajar pada mata
pelajaran fiqih siswa MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta.
3.
Membuktikan pengaruh Metode Quantum
Teaching terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kepada
siswa MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
a. Letak Geografis
Penelitian ini dilaksanakan di MA Al – Wathoniyah 14 yang beralamatkan
Jalan Rorotan II RT.001 RW.004 No.01, Kel.Rorotan, Kec.Cilincing, Jakarta Utara
14140, Tlp. (021) 44850472. secara geografis MA Al –
Wathoniyah 14 terletak pada:
1) Sebelah Barat
dibatasi dengan jalan utama Rorotan,
2) Sebelah Utara
dibatasi dengan pasar kandang sapi,
3) Sebelah Timur
dibatasi dengan pemukiman penduduk
4) Sebelah Selatan
dibatasi dengan pemukiman penduduk
b. Visi, Misi dan
Tujuan Madrasah
1) Visi
Cerdas dalam prestasi, terampil dalam
karya, luhur dalam budi pekerti.
2) Misi
a) Melaksanakan pendidikan dalam bimbingan
dan pembelajaran secara afektif,
b) Menumbuhkan semangat belajar secara
intensif,
c) Mendorong dan membantu siswa untuk
mengenal potensi diri secara optimal,
d) Memacu aktfitas dan kreatifitas dalam berkarya,
e) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran
agama, sehingga menjadi sumber kreatif dalam bertindak .
3) Tujuan
a) Mencerdaskan kehidupan bangsa ,
b) Membantu pelaksanaan program pemerintahan
dalam bidang pendidikan.
c. Profil Madrasah
Tabel 1
Profil MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta
No
|
Identitas Sekolah
|
|
1
|
Nama Sekolah
|
MA Al – Wathoniyah 14
|
2
|
Nomor Induk Sekolah
|
-
|
3
|
Nomor Statistik Sekolah
|
131231720009
|
4
|
Propinsi
|
Dki Jakarta
|
5
|
Otonomi Daerah
|
-
|
6
|
Kecamatan
|
Cilincing
|
7
|
Desa / Kelurahan
|
Rorotan
|
8
|
Jalan Dan Nomor
|
Jl. Rorotan II Nomer 01
|
9
|
Kode Pos
|
14140
|
10
|
Telepon
|
021-44850472
|
11
|
Faxcimile / Fax
|
-
|
12
|
Daerah
|
Perkotaan
|
13
|
Status Sekolah
|
Swasta
|
14
|
Kelompok Sekolah
|
-
|
15
|
Akreditasi
|
B
|
16
|
Surat Keputusan / Sk
|
-
|
17
|
Penerbit Sk (Ditandatangani) Oleh
|
-
|
18
|
Tahun Berdiri
|
1988
|
19
|
Tahun Perbahan
|
-
|
20
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
Pagi
|
21
|
Bangunan Sekolah
|
Milik Sendiri
|
22
|
Luas Bangunan
|
-
|
23
|
Lokasi Sekolah
|
Jl. Rorotan II Rt 001/04
|
24
|
Jarak Ke Pusat Kecamatan
|
-
|
25
|
Terletak Pada Lintasan
|
-
|
26
|
Jumlah Keanggotaan Rayon
|
-
|
27
|
Organisasi Penyelenggaraan
|
Yayasan
|
28
|
Perjalanan / Perubahan Sekolah
|
-
|
Sumber : Tata Usaha MA Al – Wathoniyah 14
Jakarta
d. Keadaan Guru
Data jumlah Guru dan Karyawan MA Al –
Wathoniyah 14 Sebagai Berikut:
Tabel 2 Data
Guru MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta
No
|
Nama
|
Pendidikan
|
Jabatan
|
Mata pelajaran
|
1
|
Maulana Yusuf, S. Ag
|
S1
|
Kepala Sekolah
|
Sosiologi
|
2
|
Hj. Sundusiah, S. Ag
|
S1
|
Guru
|
Al-qur’an Hadist
Aqidah Akhlak
|
3
|
Yanthi Arifianthi, S. Pd
|
S1
|
Guru
|
Matematika
Biologi
|
4
|
Nurul Kamal, S. Pd
|
S1
|
Guru
|
Geografi
|
5
|
Peni Murniasih, S. Pd
|
S1
|
Guru
|
B. Indonesia
|
6
|
Nurul Husna, S. Pd. I
|
S1
|
Guru
|
B. Arab X
BTQ
SKI
|
7
|
Sunan, SE
|
S1
|
Guru
|
Ekonomi
TIK
|
8
|
Nur’aini, SE
|
S1
|
Guru
|
Akuntansi
|
9
|
Hariyanto, S. Pd
|
S1
|
Guru
|
Penjas
|
10
|
Siti Rabiatul A. S. Pd. I
|
S1
|
Guru
|
B. Inggris
B. Ingris Wajib
B. Inggris Peminatan
|
11
|
A. Umairoh, M.A
|
S2
|
Guru
|
Fiqih X dan XI
|
12
|
Muzakir, S. Ag
|
S1
|
Guru
|
Fiqih XII
|
13
|
Nodivel Yatmi, SH
|
S1
|
Guru
|
Sosiologi XII
|
14
|
Ilham Rosyadi, S. Ag
|
S1
|
Guru
|
Bahasa Arab
|
15
|
Faturrohman, S. Pd. I
|
S1
|
Guru
|
Sejarah
Indonesia
Sejarah Peminatan
|
16
|
Abdul Choir, S. Pd. I
|
S1
|
Guru
|
Prakarya dan Kewirausahaan
Keterampilan
|
17
|
Syafie, M. Pd
|
S2
|
Guru
|
BP
|
18
|
Siti Atiqoh
|
S1
|
Guru
|
BP
|
19
|
Miftakhudin, S, Ip
|
S1
|
Guru
|
PKN
|
Sumber : Tata Usaha MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta
e. Keadaan Siswa
Data Jumlah siswa MA Al – Wathoniyah 14
Jakarta pada tahun ajaran 2015-2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Data Siswa MA Al –
Wathoniyah 14 Jakarta Tahun Ajaran 2015/2016
Kelas
Jenis
|
X
|
XI
|
XII
|
Total
|
L
|
14
|
6
|
11
|
31
|
P
|
17
|
25
|
11
|
53
|
Jumlah
|
31
|
31
|
22
|
84
|
Sumber : Tata Usaha MA Al – Wathoniyah 14
Jakarta
f. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang terdapat di MA
Al – Wathoniyah 14 Jakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Data
Sarana dan Prasarana MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta
No
|
Fasilitas
|
Jenis
|
Jumlah
|
Keadaan
|
1
|
Ruangan
|
Ruang Kantor Kepala Sekolah
|
1 Ruang
|
Baik
|
Ruang Kantor Guru
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang Tata Usaha
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang Belajar
|
3 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang Perpustakaan
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang UKS
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang BK
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Mushola/Mesjid
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Laboratorium
|
2 Ruang
|
Baik
|
||
Ruang Tamu
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Kantin
|
1 Ruang
|
Baik
|
||
Toilet Siswa
|
2 Ruang
|
Baik
|
||
Toilet Guru
|
2 Ruang
|
Baik
|
||
Gudang
|
1 Ruang
|
Cukup
|
||
Ruang OSIS
|
1 Ruang
|
Cukup
|
||
2
|
Kelengkapan Kelas di tiap kelas
|
Meja / Kursi Murid
|
10 meja
20 kursi
|
Baik
|
Meja / Kursi Guru
|
1 meja
1 kursi
|
Baik
|
||
Papan Tulis
|
1 buah
|
Baik
|
||
Kipas Angin
|
2 buah
|
Baik
|
||
Gambar Presiden/wakil presiden
|
1 buah
|
Baik
|
||
Gambar pahlawan
|
3 buah
|
Baik
|
||
Jam dinding
|
1 buah
|
Baik
|
||
Peta
|
1 buah
|
Baik
|
||
Jadwal kelas
|
1 buah
|
Baik
|
||
Struktur kelas
|
1 buah
|
Baik
|
||
3
|
Perpustakaan
|
Rak buku
|
3 unit
|
Baik
|
Lemari
|
1 unit
|
Baik
|
||
Meja
|
1 unit
|
Baik
|
||
Kursi
|
1 unit
|
Baik
|
||
Globe
|
1 unit
|
Baik
|
||
Tempat koran
|
1 unit
|
Baik
|
||
Peta dunia
|
1 unit
|
Baik
|
||
Meja dan kursi baca
|
5 unit
|
Baik
|
||
4
|
Laboratorium
|
Laboratorium komputer
|
1 ruang
|
Baik
|
Laboratorium IPA
|
1 ruang
|
cukup
|
||
Komputer
|
5 unit
|
Baik
|
||
5
|
Alat Peraga
|
Tengkorak
|
1 unit
|
cukup
|
Patung anggota tubuh
|
2 unit
|
Baik
|
||
Infokus
|
3 unit
|
Baik
|
||
Microskop
|
1 unit
|
Baik
|
||
Alat optik
|
1 unit
|
Baik
|
||
6
|
Sarana Dan Prasarana Olahraga
|
Lapangan Olahraga
|
1 Lahan
|
Cukup
|
Tiang bendera
|
1 tiang
|
Cukup
|
||
7
|
Fasiltas Lainnya
|
Wastafel
|
1 unit
|
Cukup
|
Mading
|
1 unit
|
Baik
|
Sumber : Observasi di MA Al – Wathoniyah 14
Jakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung selama 5
(lima) bulan yaitu mulai Mei 2016 hingga bulan September 2016 dengan
kegiatan-kegiatan penelitian sebagai berikut :
Tabel 5 Kegiatan Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Pelaksanaan
|
|||||||||||||||||||||||||
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
||||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
|
Penyusunan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
2
|
Seminar Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
3
|
Penyusunan Deskripsi Teoretis
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
4
|
Observasi lokasi penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
5
|
Penyusunan Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|||||||||||||||||||||||||||
6
|
Penyebaran Angket
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
7
|
Pengelolaan dan Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
8
|
Penyusunan Laporan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
9
|
Pengesahan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah “konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
Apabila suatu konsep tidak memiliki variasi nilai maka disebut sebagai
konstanta (variabel yang nilainya bersifat tetap dan tidak bisa diubah).”[26] Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dua variabel yaitu satu variabel bebas (Independent Variable) dan satu
variabel terikat (Dependent Variable).
Menurut Idrus Alwi, variabel bebas (Independent Variable) adalah
“variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel terikat.” Sedangkan variabel terikat (Dependent Variable)
merupakan “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,karena adanya
variabel bebas”[27].
Dalam peneltian ini ada dua variabel yaitu :
- Variabel terikat yaitu Minat Belajar Mata Pada Pelajaran Fiqih (Y)
- Variabel bebas yaitu Metode Quantum Teaching (X)
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode expost
facto dengan teknik deskriptif korelasional. Metode expost facto
adalah keterikatan antar variabel bebas dengan variabel bebas, maupun antar
variabel bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan
peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa
yang menjadi faktor penyebabnya.[28] Teknik
deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki
dengan melukiskan keadaan subjek dan
objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
bagaimana adanya.[29]
Sedangkan menurut Anas Sudjiono teknik analisis korelasional adalah teknik
analisis statistik mengenai hubungan antar dua variabel atau lebih.[30] Jadi,
teknik korelasional adalah mengumpulkan data-data agar bisa mengukur
kemungkinan ada tidaknya hubungan dari variabel-variabel dalam kondisi yang
akan diteliti.
E. Populasi dan Sampel
3. Populasi
Populasi adalah “himpunan semua individu yang dapat (atau yang mungkin
akan) memberikan data dan informasi untuk suatu penelitian.”[31] Menurut
Suharsimi Arikunto, Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat
terdiri dari manusia, benda-benda sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu dalam penelitian.[32]
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Al – Wathoniyah 14
Jakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 84 siswa.
4. Sampel
Sampel adalah “himpunan bagian
(sub set) dari sebuah populasi tertentu.”[33] Suharsimi
Arikunto berpendapat, bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih
baik diambil semua, sedangkan apabila lebih dari seratus orang, maka diambil
sampel antara 10-25% atau 20-25% atau lebih.[34] Dari
uraian diatas, karena dalam penelitian ini jumlah populasinya sedikit, maka
yang dijadikan sampel adalah seluruhnya dengan demikian pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah sampel total ( seluruh siswa MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta
Tahun Pelajaran 2015/2016) yang berjumlah 84 siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan akan sangat menentukan baik buruknya hasil penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang
relevan, akurat, dan reliabel. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Metode Angket
Kuesioner (angket) merupakan “cara menghimpun data yang dilakukan dengan
serangkaian daftar pertanyaan/pernyataan yang disusun secara sistematis, yang
harus diisi responden.”[35] Jenis angket yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket tertutup, yaitu sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
Skala Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data dengan angket ini
adalah Rating Scale (Skala Rating). Skala rating adalah salah satu alat
untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat/ciri-ciri
tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara
bertingkat. Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi
spontan terhadap perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan
berkomunikasi sosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu.[36]
Jawaban setiap item dalam instrumen yang menggunakan skala rating berupa
checklist dan diuraikan secara lebih terperinci, dengan menggunakan
kata-kata Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-Kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP).
Alternatif Jawaban
|
SL
|
SR
|
KK
|
TP
|
Skor
|
4
|
3
|
2
|
1
|
2. Metode Dokumentasi
Suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, suara, maupun gambar.[37] Metode
dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang penggunaan metode Quantum
Teaching pada mata pelajaran fiqih yang dilihat dari keaktifan siswa
didalam kelas dan kesungguhan belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MA Al –
Wathoniyah 14 Jakarta.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses
penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
interprestasikan. Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dilakukan untuk mencari korelasi
antara dua variabel. Adapun data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian
ini akan diolah dengan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Statistik
Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskriptifkan data
tentang metode Quantum Teaching dan minat belajar siswa, sehingga data
dapat disajikan dalam bentuk histogram.
2. Uji Persyaratan
Analisis Data
3. Pengujian Hipotesis
a. Regresi
Regresi adalah jenis uji statistika yang dipakai untuk melihat daya
prediksi variabel independen (prediktor) terhadap variabel dependen (kriterium).
Dengan persamaan regresi: Ŷ= a + bX.
b. Linearitas
Pemeriksaan kelinearan dilakukan melalui pengujian hipotesis nol. Bahwa
linear melawan hipotesis tandingan bahwa tidak linear, yaitu dengan koefisien
regresi sederhana dan uji keberartian regresi
c. Koefesien Determinasi
Untuk mengetahui berapa besar sumbangan variabel Metode Quantum
Teaching (variabel X) dengan Minat Belajar Siswa (variabel Y) menggunakan
rumus D = (rxy)2 x 100%.
d. Signifikansi Korelasi
Untuk menguji signifikan atau tidak signifikannya korelasi antara dua
variable X dan Y, maka akan di uji menggunakan rumus:
H. Hipotesis Statistik
Adapun rumusan hipotesis statistik yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
a.
Regresi
H0 : β = 0 à Tidak Terdapat pengaruh antara metode Quantum
Teaching terhadap minat belajar siswa mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14
Jakarta.
H1 : β ≠ 0 à Terdapat pengaruh antara metode Quantum
Teaching
terhadap minat belajar
siswa pada mata pelajaran fiqih di MA Al – Wathoniyah 14 Jakarta.
b.
Signifikan Regresi
Ho : β < 0 →
Regresi non Linier
H1 : β > 0 → =
Regresi Linier
c.
Linearitas Regresi
Ŷ = a + bX. →
Regresi Linier
Ŷ= a + bX. →
Regresi Non Linier
Kriteria:
Regresi : Terima Ho. Jika Fh < Ftabel
pada (1,n-2) α 5%
Tolak Ho jika Fh > Ftabel pada (1,n-2) α
5%
Linearitas : Terima Ho jika Fh < Ftabel pada
(k-2,n-k) α 5%
Tolak Ho jika Fh > Ftabel pada (k-2,n-k) α
5%
[1] Muhibin
Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 1995), h. 10.
[2] Undang-undang
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Surabaya:
Media
Centre, 2005), h. 4.
[3] Muhibin
Syah, Op Cit. h. 132.
[4] Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 180.
[5] Departemen
Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Jakarta: CV. Pundi Aksara, 2004,
h. 290.
[6] DePorter, Quantum Teaching, Mempraktekkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas.(Bandung: Mizan Pustaka, 2007 ), h. 3.
[7] Ibid, h. 5.
[8] DePorter, Quantum Teaching. (Bandung: Kaifa. 2009), h. 10.
[9] Bobby
De Porter, Quantum Teaching, alih bahasa oleh Ary Nilandari (Cet. XI;
Bandung:
Kaifa, 2003), h. 5.
[10] Abudin Nata, Manajemen Mengatasi kelemahan Pendidikan
Islam di Indonesia,(Kencana,Jakarta 2003), h.35.
[11] Ary
Nilandari,Quantum Teaching, mempraktikan quantum learning di ruang kelas,
(Bandung:Kaifa,2000),h.5.
[12] Ibid , h. 7.
[13] Gordon
Dryden, Revolusi Cara Belajar, (Cet. VIII; Bandung: Kaifa, 2004), h.
192-195.
[14] Ary
Nilandari, Op Cit. h.10.
[15] Anissatul
Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 90.
[16] Eddy Suewardi Kartawidjaja, 1987, Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar, Bandung,
Sinar Baru, h. 183.
[17] Usman Said, 1985, Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, Cetakan II,
Jakarta, h.
102.
[18] Eddy Soewardi Kartawidjaya, op cit., h. 183-184.
[19] Muhibbin
Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.
151.
[20] Wayan Nurkanca
dan Sunarta, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1986),
Cet. IV, h. 230 .
[21] Tohirin,
Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada,
2006), h. 130.
[22] Ibid, h. 133.
[23] M.
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional,
(Jakarta: CV.
Pedoman
Ilmu Jaya, 1996), Cet. II, h. 59.
[24] Ibid, h. 61 .
[25] Margono,
Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 68.
[26] Idrus Alwi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Saraz
Publishing, 2013) h. 49.
[27] Ibid, h. 50.
[28] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. Ke-11, h. 165.
[29] Idrus Alwi, Op Chit. h. 93.
[30] Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), cet.Ket-24, h. 188.
[31] Ibid, h. 95.
[32] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.236.
[33] Anas Sudjiono, Op Chit. h. 95
[34] Suharsimi Arikunto, Op Chit, h.134.
[37] Ibid, h.
111.
Comments
Post a Comment
Jangan lupa komentar yaaa !!!