“PERBEDAAN INDIVIDU (IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDU)
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
pertolongan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbedaan
Individual (Implikasi dalam Proses Pembelajaran dan Program-program Pengajaran
Individual” ini dengan baik.
Makalah
ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu
oleh bapak Sugiyatno, M.Si. Penyusunan makalah ini berdasarkan sumber-sumber
informasi yang relevan baik dari media cetak seperti buku dan media elektronik
seperti internet. Kami mengharakan tulisan pada makalah ini dapat menambah
wawasan kami sebagai mahasiswa mengenai kajian psikologi dalam konteks
pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis.
Makalah
ini tersusun dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yag
terlibat secara langsug maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yan terbaik. Aamiin.
Kami
menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karenanya kami
senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan
makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini dapat
memberiakn manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Yogyakarta, 05 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul......................................................................................................................... 0
Kata Pengantar........................................................................................................................ 1
Daftar
Isi.................................................................................................................................. 2
Bab 1
Pendahuluan
Latar
Belakang............................................................................................................ 3
Rumusan
Masalah....................................................................................................... 3
Tujuan......................................................................................................................... 3
Bab 2 Pembahasan
Implikasi Perbedaan Individual dalam
Proses Pembelajaran.................................... 4
Program-program Pengajaran
Individual................................................................... 9
Bab 3 Penutup
Kesimpulan................................................................................................................. 18
Saran........................................................................................................................... 18
Daftar
Pustaka......................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap individu
memiliki karateristik yang berbeda-beda. Perbedaan secara umum disebabkan oleh
dua faktor, yakni faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan merupakan
faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik oleh orang tua.
Faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya perbedaan individual diantaranya
status sosial ekonomi orangtua, pola asuh orangtua, budaya, dan urutan
kelahiran.
Perbedaan-perbedaan
individual yang nampak diantaranya adalah perbedaan jenis kelamin dan gender,
perbedaan kemampuan, perbedaan kepribadian, serta perbedaan gaya belajar. Perbedaan tersebut sedikit banyak berpengaruh
terhadap proses-proses pembelajaran. Oleh sebab itu, makalah ini ditulis dengan
judul “Perbedaan Individu (Implikasi pada Proses Pembelajaran dan
Program-program Pembelajarana Individual” untuk menjelaskan hubungan antara
perbedaan individu dan proses pembelajaran serta program-program pembelajaran
apa saja yang baik dan tepat digunakan secara individual.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
implikasi perbedaan individual dalam proses pembelajaran?
2.
Apa
saja program-program pembelajaran individual?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan
implikasi perbedaan individual dalam proses pembelajaran.
2.
Menjelaskan
program-program pembelajaran individual.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implikasi
Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran
Manusia adalah mahkluk yang dapat
dipandang dari berbagai sudut pandang . Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia
telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat
manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya
manusia dengan berbagai kondisinya.
Dari bahasa bemacam-macam aspek
perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu:
1. Semua manusia mempunyai unsur-unsur
kesamaan di dalam pola perkembangannya dan
2.
Pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan
manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan
berbeda.
Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang
perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan
dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan.
Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut
perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka “perbedaan” dalam “perbedaan
individual” menurut Landgren (1980: 578) menyangkut variasi yang terjadi, baik
variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Upaya pertama yang dilakukan untuk
mengetahui perbedaan individu, sebelum dilakukan pengukuran kapasitas mental
yang mempengaruhi penilaian sekolah, adalah menghitung umur kronologi. Seorang
anak memasuki sekolah dasar pada umur 6 tahun dan ia diperkirakan dapat mengalami
kemajuan secara teratur dalam tugastugas sekolahnya dilihat dalam kaitannya
dengan faktor umur. Selanjutnya ada anggapan bahwa semua anak diharapkan mampu
menangkap/ mengerti bahan-bahan pelajaran yang mempunyai kesamaan materi dan
penyajiannya bagi semua siswa pada kelas yang sama. Ketidakmampuan yang jelas
tampak pada siswa untuk menguasai bahan pelajaran umumnya dijelaskan dengan
pengertian faktor-faktor seperti kemalasan atau sikap keras kepala. Penjelasan
itu tidak mendasarkar, kenyataan bahwa para siswa memang berbeda dalam hal
kemampuan mereka untuk menguasai satu atau lebih bahan pelajaran dan mungkin
berada dalam satu tingkat perkembangan. Inteligensi mempengaruhi penyesuaian
diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain dan dirinya sendiri. Semakin
tinggi taraf intreligensinya semakain baik penyesuaian dirinya dan lebih mampu
bereaksi terhadap rangsangan lingkungan atau orang lain dengan cara yang dapat
diterima.
Intelegensi itu sendiri adalah Kata
inteligensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu “
inteligensia “. Sedangkan kata “ inteligensia “ itu sendiri berasal dari
kata inter dan lego, inter yang berarti diantara, sedangkan lego berarti
memilih. Sehingga inteligensi pada mulanya mempunyai pengertian kemampuan untuk
memilih suatu penalaran terhadap fakta atau kebenaran.
Suatu
perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu baik fisik maupun non fisik yang
menjadikan seseorang memiliki karakter/ ciri-ciri yang berbeda antara satu
dengan yang lain.
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan individu:
1.
Keturunan/ Hereditas
2.
Faktor lingkungan meliputi lingkungan statis/keadaan tempat
dan dinamis / pengaruh sosial atau manusia. Selain itu juga dipengaruhi :
a. Status sosial
b. Pola asuh orang tua
c. Budaya
d. Urutan Kelahiran
e. Macam-macam perbedaan individu:
f. Perbedaan jenis kelamin
g. Perbedaan kemampuan
h. Kepribadian
i.
Perbedaan dari segi motorik
Menurut Lee Cronbach (1975)
menyatakan perbedaan nyata mengenai tingkah laku manusia yaitu:
1.
Psikologi eksperimen
Psikologi Eksperimen adalah cabang Psikologi yang
mengkaji proses sensing, perceiving, learning, and thinking about the world.
Dalam konteks positivisme, atau empiricism, pengamatan/observasi
atas proses-proses itu dilakukan dengan metode eksperimen sebagai a method or
logic inquiry yang diandalkan untuk merinci (description), menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction), dan mengendalikan (control) secara
semakin akurat/precise proses-proses itu sendiri sebagai realitas.
2. Psikologi diferensial
Psikodiagnostik termasuk
kedalam psi-Differensial
1.
Psikologi umum mempelajari masalah, proses psikis,
hukum-hukum.Psikis secara umum psikologi
akademis hukum umum empirik (pengamatan) dengan umum.
2.
Psikologi
diferensial keadaan ‘psyche’ dari macam
kepribadian, bangsa, tipe (stern) bervariasi hukumnya pengamatan psikoterapik.
Metode psikologi differensial dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
penyelidikan, diantaranya :
1. Penyelidikan variasa (perbedaan)
2. Penyelidikan korelasi (hubungan variabel satu dengan lainnya)
3. Penyelidikan perbandingan
4. Penyelidikan psikografi (terdapat didalam diri seseorang)
Banyak
program pendidikan yang dapat dipilih guru sebagai implikasi dari adanya
perbedaan individu diantara siswa, khususnya perbedaan kemampuan. Dalam system
klasikal tidak mudah bagi guru untuk memperhatikan perbedaan tersebut secara
lebih cermat serta menindaklanjutinya dengan pembelajaran yang sifatnya
pribadi.
Salah
satu karakteristik penting dari pembelajaran yang efektif adalah ketika proses
pembelajaran tersebut mampu merespon kebutuhan individual siswa. Guru dapat
membuat variasi metode maupun media dalam proses pembelajaran. Banyak program
pendidikan yang dapat dipilih oleh guru sebagai implikasi dari adanya perbedaan
individual diantara siswa, khususnya perbedaan kemampuan. Dari sekian banyak bentuk program
pendidikan yang dapat dipilih, terdapat tiga jenis program yang terbayak
dilaksanakan yaitu program remidial, program
pengayaan
(Enrichment), dan program percepatan
(Acceleration).
1.
Program remedial adalah pemberian
layanan pendidikan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau hambatan dengan
memberikan pelajaran dan atau tugas tambahan secara individual sehingga mereka
dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal an menyelesaikan program sesuai
dengan waktu yang ditentukan serta mencapai hasil belajar secara optimal.
2.
Program pengayaan (Enrichment),
yaitu pembrian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat
isstimewa yang dimiliki siswa, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas
belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman, setelah yang bersangkutan
menyelesaikan tugas-tugas yang diprogramkan untuk siswa lainnya.
3.
Program percepatan (Acceleration),
yaitu pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat
istimewa yang dimiliki oleh siswa, dengan memberi kesempatan kepada mereka
untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat
disbanding teman-temannya.
Menurut
Horne (1994), terdapat beberapa stratgi pembelajaran yang dapat digunakan
dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual serta untuk meningkatkan
keberhasiln belajar.
1.
Menggunakan pendekatan
pembelajaran akletik dan fleksibel disertaipenggunaan multimedia dan
multimetode.
2.
Menggunakan metode pembelajaran
yang menunjukkan adanya pemahaman lintas budaya, perbedaan gender dan usia
dalam pilihan-pilihan gaya belajar.
3.
Memahami pilihan gaya belajar
siswa kemudian menyediakan lingkungan belajar yang mendukung gaya belajar
mereka.
4.
Memberikan pengalaman-pengalaman
belajar yang menggabungkan pelihan cara belajar siswa, mnggunakan metode
mengajar, insentif, alat, dan situasi yang direncanakan sesuai dengan pilihan
siswa.
5.
Meminta siswa unuk mengenali gaya
belajar mereka dan memberikan hadiah untuk kelebihan mereka. Bantu mereka
memahami mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan dalam situasi
belajar.
6.
Member kesempatan kepada siswa
untuk memilih bagaimana menerima pelajaran dan bagaimana menunjukkan pengetahuannya.
Dalam mengerjakan tugas, menawarkan pilihan jenis,waktu, dan tanggal
penyelesaian tugas.
7.
Menggunakan semua tipe pertanyaan
dan cara eksplorasi untuk menstimulasi berbagai tingkatan cara berpikir, mulai
dari pengingat informasi factual sampai menggambarkan implikasidan melakukan
analisis.
8.
Menjelaskan maksud dan keterkaitan
semua pengalaman pembelajaran dengan apa yang akan dipelajari agar siswa dapat
memahami hubungan antara pengalamannya dengan ide-ide baru.
9.
Menggunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran
individual, dan pembelajaran kelompok,atau antara aktifitas-aktifitas belajar
yang berpusat pada guru dengan pembelajaran dengan berpusat kepada siswa.
10.
Memberikn waktu yang cukup untuk
memproses dan memahami informasi.
11.
Menggunakan alat-alat multi
sensory untuk memperoleh, memproses,dan mempraktekkan informasi.
12.
Mengulangi tugas-tugas belajar
yang nampaknya sulit dengan menggunakan metode embelajaran yang berbeda.
13.
Menggunakan strategi review dan
refleksi yang bervriasi untuk mengakhiri belajar.
14.
Memberikan umpan balik dengan
segera, konsisten dan jelas.
15.
Mengevaluasi pengalaman
pembelajaran berdasarkan tujuan atau syarat-syarat pencapaian yang telah
ditentukan, observasi perilaku dan keterlibatan siswa dalam belajar.
16.
Melanjutkan pengalaman-pengalaman
belajar yang familier dan nyaman bagi siswa, dan secar bertahap kenalkan pada
siswa cara-cara belajar yang lain.
17.
Memahami siswa melalui berbagai
cara dan aktivitas.
18.
Menggunakan penilaian yang sesuai
dengan pelajaran.
Program-program
tersebut dapat membantu siswa/siswi untuk mengembangan bakat-bakat yang di
miliki.
B. Program-program
Pembelajaran Individual
Terdapat beberapa program pembelajaran yang telah dirancang untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing individu yang berbeda-beda. Diantara beberapa
prgram tersebut antara lain pengajaran terprogram, belajar dengan bantuan
komputer, pengajaran modul, sistem kontrak, dan sistem Keller (Nasution, 2005).
1. Pengajaran
Terprogram
Program ini diciptakan oleh Skinner
dan kemudian dimodifikasi oleh Crowder. Pengajaran terprogram ialah pengajaran tertulis terdiri
atas langkah-langkah berdasarkan analisis keseluruhan bahan yang akan
disampaikan, yaitu tujuan belajar untuk memperoleh bentuk perilaku yang
diinginkan
yang dapat dipelajari sendiri, kapan saja dan sesuai dengan kecepatannya berdasarkan
langkah – langkah itu. Tiap langkah dituangkan dalam
bentuk “frame” atau bingkai berisi suatu pertanyaan yang harus dijawab oleh
pelajar. Terdapat dua macam pembelajaran terprogram, yaitu:
a.
Program
linier (Skinner), yang mengharuskan siswa melalui semua langkah dari awal
sampai akhir.
b.
Program
bercabang (Crowder), yang memberi kemungkinan kepada siswa untuk melampaui
bagian-bagian yang telah dikuasainya dan membimbing mereka yang mengalami
kesukaran tertentu untuk melakukan latihan tertentu.
Langkah – langkah pengajaran terprogram antara lain:
a) Mengkaji dan menyusun indikator.
b) Menentukan jenis diagram pengajaran.
c) Menggambar diagram yang telah
ditentukan.
d) Menuangkan materi dalam sekatan –
sekatan dan disertai dengan cara.
Kelebihan
dan kekurangan pengajaran terprogram.
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Mendorong siswa belajar aktif.
·
Mendorong siswa berpikir kritis.
·
Memperoleh penguatan jawaban secara langsung
|
·
Lebih menjurus pada pembentukan manusia mesin
·
Kesempatan bekerja dalam kelompok antar siswa lebih kecil
·
Terjadi kebosanan, apalagi bila tidak menarik
·
Siswa terus menerus belajar sendiri monotun dengan tanya
jawab
|
2. Pengajaran
dengan Bantuan Komputer (Computer
Assisted Instructions)
Dalam kaitannya
membantu pembelajaran, komputer dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal, yakni
dengan penemuan dan pemanfaatan mesin mengajar (teaching machine) untuk
menerapkan pengajaran berprogram pada 1950-1060-an hingga kemudian kemajuan
bidang teknik komputer mampu menerjemahkan aplikasi ke dalam program CAL (Computer
Assisted Learning), CBL (Computer Based Learning), CAI (Computer
Assisted Instruction), CBT (Computer Based Training), dan
sebagainya. Semua program tersebut bertujuan sebagai bantuan dalam
pembelajaran.
Secara umum potensi komputer dalam bidang
pendidikan melalui 3 (tiga) perspekif, yaitu:
a.
Komputer sebagai subjek
Dalam pengajaran dan pembelajaran, pelajar
boleh diberikan pengetahuan tentang teknologi komputer itu sendiri. Ini
merupakan langkah pertama yang harus dipelajari sebelum seseorang itu dapat
memahami dan menggunakan komputer secara baik. Inilah yang dinalamakan sebagai
Literasi Komputer (melek komputer). Pengetahuan tentang literasi komputer
adalah sangat perlu untuk memberdayakan seseorang berperan dengan baik dengan
perkembangan teknologi informasi.
b.
Komputer sebagai alat
Aktifitas yang paling menarik untuk
memanfaatkan kecanggihan komputer adalah dengan menggunakan komputer sebagai
alat untuk membantu pekerjaan kita sehari-hari.
c.
Komputer sebagai tenaga pengajar
Perspektif
pekerja adalah komputer sebagai tenaga pengajar/buruh sebagaimana guru dalam
kelas. Pengajaran ini dapat terjadi dalam bentuk pengujian bahan kuliah, tanya
jawab dengan pelajar dalam bentuk dialog, memeriksa jawaban ujian, mengulang
bahan pengajaran dan sebagainya. Satu kelebihan sistem komputer yang berfungsi
sebagai guru adalah proses pengajaran dan pembelajaran dapat berlangsung secara
individu. Bahkan di tingkat yang lebih ekstrim, komputer dapat diprogram dengan
memasukkan ciri kepintaran di dalamnya. Dengan cara ini, komputer tersebut
bukan saja dapat bertindak sebagai guru tetapi juga berupaya menambah ilmu
pengetahuannya ketika komputer berinteraksi dengan pelajar.
Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK) adalah aplikasi komputer
sebagai bagian integral dalam system pembelajaran terhadap proses belajar dan
mengajar yang bertujuan membantu siswa dalam belajar, bisa melalui pola
intereaksi dua arah yaitu melalui terminal komputer maupun multi-arah yang
diperluas melalui jaringan komputer (baik lokal maupun global) dan juga
diperluas fungsinya melalui antar muka (interface) multimedia. Program
ini memungkinkan siswa untuk maju dengan langkah mereka sendiri dan bekerja
secara individu atau memecahkan masalah dalam komputer.
Secara konsep
Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK) adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pembagian bahan pengajaran dan keahlian dalam satuan kecil agar mudah
dipelajari serta difahami. Satuan terkecil ini pula akan dipresentasikan lagi
dengan gaya yang memikat di dalam bingkai (frame) untuk ditayangkan di layar
monitor. PBK sebenarnya sangat mudah memahaminya karena hanya didasari oleh
bagaimana peran komputer dalam hal pembelajaran.
Yang penting diperhatikan bahwa komputer harus
mampu berperan sebagai tenaga
pengajar dalam proses pembelajaran dan yang perlu diingat bahwa PBK bukan
sebagai penggangti manusia dalam proses pembelajaran melainkan untuk membantu
pemahaman dan perhatian dalam pembelajaran dan PBK harus bersifat “user
friendly” maksudnya komputer tersebut mampu memberikan kenyaman. PBK juga
bukanlah satu-satunya jalan pintas dalam proses pembelajaran. PBK juga
buakanlah cara untuk menghidar dari melakukan hal yang bisa dilakukan dalam
proses pengajaran. Walaupun konsep PBK tidak sulit untuk difahami, tetapi tugas
untuk mengembangkan perangkat lunak pengajaran yang baik dan berfaedah begitu
rumit. Pengembangan perangkat lunak PBK meliputi aspek keahlian dalam menyusun
bahan dan pemrograman. Pengajaran berbantuan computer (PBK) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Siswa berinteraksi langsung dengan komputer
2. Siswa menyimad dan berkomunikasi melalui layar
monitor
3. Siswa menampilkan materi (pertanyaan)
4. Siswa berhubungan secara intensif seperti
pembelajaran konvesional
Beberapa bentuk penggunaan komputer
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
1.
Penggunaan multimedia presentasi
2.
Multimedia interaktif dalam bentuk CD
a.
Model Drill, bertujuan memberikan pengalaman
belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman
yang mendekati suasana yang sebenarnya. Biasanya dalam bentuk latihan
soal-soal.
b.
Model tutorial, menggunakan perangkat lunak berupa
program komputer yang berisi tujuan, materi pelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
c.
Model simulasi, bertujuan memberikan pengalaman
belajar yang lebih kongkrit melalui penciptaan simulasi-simulasi dalam bentuk
pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
d.
Model games, berdasarkan atas “pembelajaran yang
menyenangkan”, dimana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan
aturan permainan.
Kelebihan
dan kekurangan pengajaran berbantuan komputer.
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Meningkatkan
interaksi.
·
Mendukung pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa.
·
User
friendly.
·
Meningkatkan motivasi belajar siswa.
·
Dapat digunakan sebagai penyampai balikan langsung.
·
Keutuhan
belajar.
·
Materi dapat diulang-ulang sesuai keperluan, tanpa
menimbulkan rasa jenuh.
·
Pembelajaran berbantuan komputer bila dirancang
dengan baik, merupakan media pembelajaran yang efektif, dapat memudahkan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran
|
·
Hardware
yang spesifik.
·
Tergantung
pada kemampuan membaca dan visual.
·
Grafik
tidak realistik.
·
Butuh
ketrampilan dalam pengembangan tambahan.
·
Butuh
waktu pengembangan yang lama.
·
Sering
siswa mempunyai jalan pikiran yang belum tentu dapat terancang dan
diungkapkan dengan tepat melalui komputer.
·
Keterbatasan bentuk dialog atau komunikasi.
·
Keterseringan menggunakan komputer dapat menyebabkan
ketergantungan yang berakibat kurang baik.
·
Mengurangi sikap interaksi sosial yang seharusnya
merupakan bagian penting dalam pendidikan.
|
3. Pengajaran
Modul
Pengajaran
modul adalah pengajaran yang sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul.
Modul itu sendiri adalah suatu unit lengkap berupa suatu paket kurikulum yang
berdiri sendiri dan terdiri atas rangkaian kegiatan belajar untuk membantu
siswa dalam belajar mandiri guna mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan
secara khusus dan jelas. Modul juga didefinisikan sebagai satu unit program
belajarmengajar terkecil yag menggariskan: Tujuan pengajaran yag akan dicapai;
Topik yang akan dijadikan dasar proses belajar mengajar; Pokok-pokok materi
yang dipelajari; Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih
luas; Peran guru dalam proses belajar mengajar; Alat-alat dan sumber yang akan
digunakan; Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid
secara berurutan; Lembaran kerja siswa yang harus diisi; dan Program evaluasi
yang akan dilaksanakan.
Modul
pengajaran individual memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.
Berbentuk
unit pengajaran terkecil dan lengkap.
2.
Berisi
rangkaian kegiatan yang dirancang secara sistematis.
3.
Berisi
tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus.
4.
Memungkinkan
siswa belajar mandiri.
5.
Merupakan
realisasi perbedaan individu.
6.
Perwujudan
pegajaran individual.
Tujuan dari
pengajaran modul antara lain:
a.
Memberikan
kesempatan untuk memilih di antara sekian banyak topic dalam rangka suatu
program.
b.
Mengadakan
penilaian secara berkala tentang kemajuan dan kelemahan siswa.
c.
Memberikan
modul remedial untuk mengolah kembali seluruh bahan yang telah diberikan guna
pemantapan dan perbaikan, atau mengulangi bahan pelajaran untuk lebih
memantapkannya dengan menggunakan cara-cara lain dari modul semula, sehingga
lebih mempermudah pemahaman siswa.
Pengajaran modul yang baik memberikan aneka ragam kegiatan
instruksional, seperti membaca buku pelajaran, buku perpustakaan, majalah dan
karangan-karangan lainnya, mempelajari gambar-gambar, foto, diagram, melihat
film, slide, mendengarkan audio tape, mempelajarai alat-alat demonstrasi, turut
serta dalam proyek dan percobaan-percobaan serta mengikuti berbagai kegiatan
ekstrakulikuler.
Pengajaran modul yang ideal dimulai dengan suatu pre-test pada
siswa untuk mengetahui apakah ia memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk
mengikuti modul tersebut. Jika tidak, maka ia diberi pengajaran remedial.
Sebaiknya jika ia telah menguasai modul itu dan memilih modul yang lebih tinggi
tarafnya. Bila ia telah menyelesaikan suatu modul, ia diberikan post-test untuk
menilai sampai manakah ia menguasai modul itu. Bila hasilnya baik, ia dapat
maju ke modul berikutnya, bila ia tidak memenuhi tingkat penguasaan yang
diharapkan, maka ia diberi modul remedial yang mengulangi dan mengolah kembali
bahan pelajaran tersebut. Setelah itu diambilnya kembali post-test yang
diharapkan akan dapat dilaluinya dengan hasil baik.
4. Sistem
Kontrak
Program ini diuraikan dalam
sejumlah tugas yang harus dilakukuan oleh siswa. Untuk itunsiswa harus
menandatangani suatu kontrak tentang tugas-tugas yang akan diselesaikan dalam
waktu tertentu. Tugas-tugas tersebut misalnya berupa, membaca satu buku atau
lebih dari sejumlah buku yang dianjurkan, membuat 1-2 karangan tentang
topic-topik tertentu, mengikuti 10 pertemuan dari 25 pertemuan yang akan
diadakan, dan lain sebagainya tergantung tujuan yang ingin dicapai. Untuk
setiap tugas ditentukan jumlah kredit yang dapat diperolehnya. Keseluruhan
kredit itu akan menentukan angka akhirnya. Dengan mengaitkan tugas dengan
kredit dan angka akhir, maka siswa akan mendapatkan dorongan untuk belajar
dengan baik.
Dalam mengikutiprogram ini siswa
harus mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Tugas yang kurang baik harus
diberi kesempatan untuk diulangi tanpa mendapatkan hukuman atas pekerjaannya
semula. Siswa juga harus tahu taraf mutu pekerjaan yang diharapkan dari mereka
dan juga kapan pekerjaan itu harus diselesaikan. Jika siswa melampaui batas
waktu menyelesaikan tugas akan diberi hukuman berupa pengurangan kredit. Hal
ini dilakukan agar pekerjaan tidak bertumpuk-tumpuk pada akhir semester, yang
mengakibatkan adanya tugas yang tidak lengkap dan akan membuat banyak siswa
mengalami kegagalan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
5. Sistem
Keller
Sistem Keller termasuk sistem pengajaran individual yang biasa
digunakan pada tingkat perguruan tinggi. Sitem Keller memberi
perhatian khusus pada setiap mahasiswa, memberi kesempatan kepada mereka untuk
maju menurut kecepatan masing-masing dan diharuskan menguasai suatu satuan
pelajaran sebelum diperkenankan untuk mempelajari pelajaran berikutnya.
Komunikasi antara pengajar dengan mahasiswa kebanyakan dilakukan secara
tertulis. Tutorial dan penilaian dilakukan oleh mehasiswa senior. Peranan dosen
sebagai manager instruksional dan terutama memberikan motivasi dan stimulasi
kepada mahasiswa dalam belajar. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam sistem Keller ini adalah:
a.
Tujuan
akhir yang harus dicapai dalam tiap satuan pelajaran ditentukan secara jelas
dalam bentuk perilaku yang dapat dinilai secara objektif.
b.
Bahan
yang harus dipelajari dipecahkan dalam bagian-bagian kecil yang dapat dikuasai
sepenuhnya secara tuntas.
c.
Penilaian
sebagai reinforcement sering diberikan segera setelah suatu bagian diselesaikan
oleh mahasiswa.
d.
Kepada
setiap mahasiswa diberikan perhatian pribadi, jika bantuan tersebut diperlukan.
e.
Gagal
dalam tes tidak diberi hukuman dan tes tersebut dapat diulangi sampai tercapai
penguasaan tuntas serta dihargai dengan angka tinggi.
f.
Kuliah
tak diharuskan untuk dihadiri, oleh sebab kuliah itu terutama dimaksudkan untuk
memberikan dorongan atau motivasi kepada mahasiswa untuk belajar.
Pengajaran
model Keller Plan ini sebenarnya pengembangan dari pengajaran terprogram yang
diciptakan oleh skinner (dalam Sulaiman, 1988), pada prinsipnya terdiri atas
langkah-langkah yang tersusun menurut urutan yang membawa mahasiswa dan apa
yang telah diketahuinya sampai kepada apa yang harus diketahuinya, yaitu tujuan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran individu Keller Plan ialah membuka
kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing, dengan
cirinya adalah:
1.
memungkinkan
mahasiswa belajar sendiri;
2.
memperhatikan
perbedaan kecepatan belajar mahasiswa;
3.
terdapat
kejelasan tujuan yang harus dipahami;
4.
memungkinkan
mahasiswa berpartisipasi aktif;
5.
secara
optimal menerapkan belajar tuntas.
Prinsip-prinsip
pada model Keller Plan (Sudjoko, 1985) meliputi:
1.
Satu
Course dibagi atas beberapa unit yang berurutan.
2.
Tiap
unit berisi tujuan, prosedur kerja dan dan beberapa persoalan.
3.
Mahasiswa
belajar sendiri atas petunjuk kerja dari unit satu ke unit berikutnya secara
berurutan.
4.
Mahasiswa
bisa mengambil ujian untuk masingmasing unit kapan saja merasa telah siap.
5.
Tiap
kuliah dan demonstrasi hanya digunakan untuk sekedar member motivasi belajar
dan bukan merupakan sumber informasi.
6.
Tidak
harus ada media seperti audio visual, tape dan slide.
7.
Staf
yang terlibat adalah instruktur (dosen) dan Proctor (undergraduate students) yaitu siswa yang dianggap mampu menguasai
seluruh unit.
Kritik untuk
sistem ini adalah pengajaran disusun terlampau ketat dengan menentukan secara
persis apa yangharus dipelajari, bagaimana harus mempelajarinya dalam urutan
yang telah ditentukan. Apa yang dipelajari terbatas pada apa yang dicantumkan
dalam pelajaran itu. Namun demikian dengan menentukan secara jelas bahan yang
harus dikuasai memungkinkan siswa untuk belajar dengan efisien dan oleh karena
itu mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mempelajari hal-hal yang dianggap
perlu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bersdasarkan penjelasan-penjelasan pada bagian
pembahasan sebelumnya, kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1.
Perbedaan-perbedaan
individual membawa implikasi terhadap cara guru mengelola proses pembelajaran
bagi siswa disekolah. Dua jenis program yang paling banyak dilaksanakan yakni
program pengayaan (enrichment) dan
program percepatan (acceleration).
2.
Terdapat
beberapa program pembelajran yag telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing individu yang berbeda-beda. Diantar beberapa program tersebut
antara lain pengajaran terprogram, belajar dengan bantuan komputer, pengajaran
modul, sistem kontark, dan sistem Keller.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang
dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1.
Menjadikan
perbedaan individual sebagai anugerah, karena justru dengan perbedaan
individual itu banyak alternatif cara yang dapat dilakukan guru untuk mengelola
proses pembelajarannya.
2.
Memilih
program pembelajaran individual yang paling tepat untuk diterapkan pada siswa
yang diajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Program Pengajaran Individual. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id pada tanggal 4 Oktober 2013.
Deazy Wulan. 2010. Srategi Pembelajaran. Dinduh dari http://deazywulan.wordpress.com pada tanggal 4 Oktober 2013.
Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Reviandari Widyatiningtyas. 2009. Jurnal Pendidikan dan Budaya “Penerapan
Pembelajaran Individu Keller Plan pada Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar”.
Diunduh dari http://digilib.umm.ac.id/files/disk1/316/jiptummpp-gdl-jou-2009-reviandari-15800-program+-n.pdf pada tanggal 4 Oktober 2013.
Sugihartono. 2012. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Sumadi, Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Comments
Post a Comment
Jangan lupa komentar yaaa !!!